Shalom,
nama saya Desi. Saya berumur 19 tahun. Saya ingin menceritakan pengalaman
pribadi saya, pengalaman luar biasa saya ada dalam Tuhan. Sebelumnya, saya
ingin menceritakan latar belakang saya. Saya hadir dari keluarga broken home,
dimana 6 tahun yang lalu papa saya meninggalkan saya, adik laki-laki saya, kakak
saya dan juga mama saya. Sampai detik inipun, kami masih tetap tanpa papa.
Namun, saya menjadikan hal tersebut sebagai batu lompatan untuk tetap maju, yang
saya tahu, "Manusia memang pada hakekatnya mengecewakan, hanya Tuhan yang tidak pernah mengecewakan".
Singkat
cerita 2 tahun yang lalu, saat saya lulus dari SMA saya ingin melanjutkan
kejenjang perkuliahan. Segala cara saya lakukan, mulai dari belajar, les, puasa
dan berdoa. Melihat itu, mama benar-benar bangga dengan saya. Saya adalah
seorang yg cukup berprestasi dalam satu angkatan di SMA. Sebelum Ujian Nasional (UN) berlangsung, malamnya saya bercerita dangan mama tentang keinginan saya
ini, tetapi harapan dan respon mama tidak mengenakkan hati saya dan membuat
saya patah semangat. Yang saya ingat, mama katakan pada saya "Boru
(panggilan anak perempuan dalam suku batak), mama ngga bisa sekolahkan kamu
lagi, lulus aja dari SMA udah puji Tuhan, itupun udah susah mama rasa, belum
lagi masih ada adekmu". Mendengar itu hatiku rasanya kacau, mau marah tapi
ngga bisa, mau ungkapin semuanya tapi sia-sia. Akhirnya aku masuk dalam kamar
dan berdoa, dalam keadaan mati lampu dan berkelambu aku nangis meronta-ronta
sama Tuhan, namun aku tetap kontrol suaraku, aku ngga mau ada yang mendengar
tangisanku. Aku terus menerus nangis sampai aku puas, bahkan aku sempat
menyalahkan keadaan, menyalahkan papa, sering juga aku menyalahkan Tuhan.
Seandainya papa tidak meninggalkan kami, mungkin aku bisa hidup enak dikota Jakarta dan ngga harus susah payah bantu mama, itu yang ada dipikiranku.
Papaku
adalah artis Batak, penyanyi sekaligus pencipta lagu Batak yang cukup dikenal,
selama kami bersama papa, tidak ada satupun yang berkekurangan. Namun, Tuhan
tidak mau menjadikan aku sebagai seorang gadis yang manja. Diusia belasan tahun tamparan keras ini kualami, namun satu hal yang kutahu, Tuhan punya rencana!
Singkat
cerita, aku akhirnya tertidur dalam keadaan mata bengkak dan terisak-isak. Aku
tidak memperhatikan betul pukul berapa aku terbangun, namun aku terbangun bukan
karena aku haus atau lapar. Aku terbangun oleh suara menggelegar, suara itu
jelas, suara tegas dan penuh kasih. Namun, aku tetap sengaja tertidur, aku
menganggap mungkin itu hanya perasaanku. Tidak disangka suara itu semakin jelas
dan terdengar, suara itu katakan, "Anakku, aku mengasihiMu". Aku
tidak melihat ssiapapun dalam kamarku, kamarku masih dalam keadaan gelap.
Awalnya aku berpikir "Apa ini Tuhan? Kalau Tuhan kenapa Dia tdak
menampakkan diri-Nya?". Suara itu semakin jelas mengatakan
"Berserulah kepadaKu, maka aku akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang
tidak kamu ketahui, yakni yang tidak engkau pahami (Yer 33:3)". Saat itu
aku memposisikan diriku bersujud dan menangis kembali. Keesokan harinya aku
berpuasa, sekaligus meminta hikmat kepada Tuhan untuk menyelesaikan UN. Saat
diperjalanan mau pergi kesekolah, aku harus berjalan kurang lebih 15 menit
untuk mendapat angkutan umum pergi sekolah. Aku berjalan dengan perasaan luar
biasa, luar biasa tenang dan damai, tiba-tiba saat aku berjalan aku merasa ada
yang berbeda dari diriku, sudah lama aku tidak memperkatakan bahasa roh, saat
berpuasa hari itu selama perjalananku kesekolah seperti ada Roh Kudus yang
membisikkan sesuatu ditelingaku, Roh Kudus memimpinku untuk memperkatan bahasa
Roh kembali. Sepanjang jalan aku merasa benar-benar diberkati dan bahasa roh itu kembali kepadaku.
Singkat
cerita 1 bulan kemudian dimana kami akan mengetahui hasil ujian nasional. Aku
terkejut, kembali lagi hujan berkat itu datang kepadaku. Aku mendapat peringkat
terbaik seangkatan. Luar biasa Tuhan Yesusku. Setelah itu, mengetahui bahwa
mama tidak mampu menyekolahkan aku, aku berinisiatif untuk bekerja. Segala
lamaran telah kujatuhkan kebeberapa PT di Jakarta, namun satupun belum ada yang
jelas. Selama 3 bulan aku menunggu, selanjutnya aku ditawarkan beasiswa BCA,
segala persyaratan telah kupenuhi, namun hasilnya nihil. Kecewa? Pasti, namun
aku tetap berusaha. Sampailah aku dapat satu informasi kerja di Malaysia. Aku
tertarik, namun permasalahannya terletak pada mama dan keluarga besarku yang
takut untuk melepas aku ke Malaysia, aku memakluminya sebab seorang wanita
berusia 18 tahun langsung memutuskan untuk merantau jauh, mngkin dibenak mereka
aku masih terlalu kecil. Namun, aku yakinkan kepada mereka terkhusus mama,
"bahwa aku akan menjaga diri dan pergaulanku". Yang mereka takutkan
juga adalah tentang ini. Aku juga tidak lupa berdoa untuk hal ini, tapi jelas
Tuhan jawab dari mimpiku ada sebuah pemandangan yang menunjukkan aku harus
pergi kesana. Akhirnya aku tekadkan dalam hati untuk tetap pergi ke Negeri Jiran.
13 December 2014 akhirnya menjadi tanggal dimana aku menginjakkan kaki di Malaysia,
perasaan senang bercampur sedih. Namun, tetap pada tujuan awalku, ini kulakukan
untuk keluargaku. Sekarang aku telah menjalankan satu tahun lebih pekerjaanku
di Malaysia. Bahkan cerita yang sedang aku ketik ini adalah dimana aku masih di
Malaysia. Bukan berhenti pada hal itu saja. Kehidupanku disini cukup sulit,
dimana aku harus selalu menyisihkan uang untuk keluargaku, namun untuk kesekian
kalinya Tuhan kembali menolong dan menopang keuangan saya. Saya adalah anak
kedua, jujur saja semua kebutuhan keluarga saya yang tanggung, kakak saya juga
bekerja tapi gajinya hanya cukup untuk dirinya sendiri di kota Jakarta.
Perasaan sedih itu mulai muncul lagi. Rasanya semua beban itu aku yang
tanggung. Belom lagi tahun ini adikku akan melanjutkan sekolah ke SMA, tapi perlu
saudara/i tahu, kebutuhan kami tercukupi. Tuhan memberkati lumbung-lumbung
keluarga kami, saya tidak pernah merasa kekurangan sekalipun keuangan minim. Tuhan cukupkan.
Satu
persatu Tuhan bekerja dalam hidup saya. Saat ini saya mendengar bahwa papa saya
telah kehilangan pekerjaannya dan karirnya. Saya hanya dapat berdoa supaya
Tuhan beri kekuatan pada dia. Saya hanya dapat mengirim pesan singkat pada dia
supaya dia kembali mencari Tuhan. Namun keadaan kembali memburuk dimana dia
menghilangkan jejak dengan mengganti no handphonenya. Sebelumnya saat bersama kami,
dia telah mengalami stroke ringan dan saat dia meninggalkan kami, strokenya
semakin parah. Jadi waktu dia meninggalkan kami dalam keadaan stroke. Namun
saya hanya bisa berdoa dan berserah kepada Tuhan. Biarkan kehendak Tuhan yang
jadi.
Satu
hal yang saya mau ingatkan, jangan pernah berhenti berdoa. Saat doa kita belum
dijawab Tuhan mau menambah kesabaran kita, saat doa kita sudah dijawab Tuhan
sedang menambah iman percaya kita. Tetaplah taat dan kerjakan pekerjaanmu,
biarkan Tuhan mengerjakan bagiannya dalam kita. Jangan pernah mengeluh seperti
yang saya lakukan dulu, apapun kata Tuhan lakukan, Dia tahu apa yang terbaik
buat anak-anak-Nya. Semuanya indah pada waktu-Nya! Semoga memberkati. God bless
you..