Chelsea Smith yang merupakan istri pemimpin gereja The City Church, Seattle, Washington, pendeta Yehuda Smith berbagi tentang perjalanan pernikahan mereka. Dalam sebuah wawancara bersama Maria Shriver, pembawa acara program berjudul ‘Architects of Change Live’, Chelsea membagikan pengalamannya sebagai istri dan juga ibu rumah tangga.
Dia mengaku menjalani kehidupan dalam pernikahan itu sangat sulit. Tetapi dengan meletakkan Yesus sebagai dasar dalam rumah tangga segala kesulitan itu benar-benar bisa diatasi. “Siapapun yang ada diruangan ini, yang telah menikah lebih dari 10 menit tahu bahwa pernikahan itu sulit dan saya pikir salah satu hal yang paling sulit dalam pernikahan adalah menyadari bahwa saya sudah menyerahkan hidup saya kepada seseorang yang akan mengecewakan saya, dan apa yang akan saya lakukan jika laki-laki itu mengecewakan saya?” tanya Chelsea.
Kemudian dia menjawab, “Dia tidak sempurna,” ucapnya sembari menunjukkan kearah suaminya, Yehuda Smith yang saat itu juga menemaninya. “Salah satu alasan rohani yang sangat penting adalah bahwa salah satu dasar dari Kekristenan adalah pengampunan. Bahwa kita percaya Yesus yang mengampuni saya dari semua kesalahan yang saya lakukan dan bahwa Ia tidak memegang satu kesalahan yang telah saya perbuat”.
Chelsea menegaskan pengampunan dan kasih karunia yang telah diberikan Tuhan inilah yang menjadi kunci awetnya pernikahan yang telah mereka bina selama 16 tahun.
Sementara saat ditanyai tentang pendapat pendeta Yehuda Smith soal doa bersama keluarga, pria muda ini menjawab bahwa momen yang paling dia nikmati dalam keluarga adalah saat Chelsea memimpin doa bersama keluarga.
“Yesus berkata ketika Anda berdoa, ucapkanlah. Jadi, ada sesuatu yang saya pikir bahwa tidak semua doa harus diungkapkan dengan kata – tetapi saya pikir ada sesuatu yang secara lisan mengartikulasikan doa Anda. Tidak perlu harus di depan orang, tapi saya pikir ada sesuatu yang intim dan indah dengan orang yang Anda cintai di dunia ini dan Anda dalam kerentanan,” terangnya.
Yehuda menjelaskan bahwa keintiman bersama pasangan tidak hanya berbicara soal seks, karena itu hanyalah sesuatu yang rentan. Tetapi keintiman juga berbicara tentang doa kepada Tuhan, bagaimana berdoa hingga benar-benar menangis tersedu kepada Tuhan. Keintiman berdoa hingga menangis bersama, bagi Yehuda, adalah bagian keintiman yang paling dia nikmati bersama sang istri.
Dengan meletakkan Yesus sebagai fondasi dalam pernikahan mereka, Chelsea dan Yehuda berharap agar pernikahan yang telah dikarunia tiga anak (Sion, Eliott dan Grace) ini bisa tetap awet. Sebagai pasangan yang mencintai Tuhan, keduanya pun berusaha menjadi orang tua yang baik bagi ketiga anak-anaknya. Untuk itulah belum lama ini, mereka mencoba membagikan karya tulis mereka yang telah dikemas menjadi sebuah buku anak berjudul ‘I Will Follow Jesus Bible Storybook’.
Dari curahan hati Chelsea dan Yehuda Smith, kita diajarkan bahwa untuk mencapai sebuah pernikahan yang utuh dan kuat, setiap pasangan harus terlebih dahulu menyadari bahwa pertama, keberadaan Tuhan di tengah-tengah pernikahan begitu penting. Kedua, siap mengampuni dan mengasihi pasangan sekalipun pasangan begitu mengecewakan. Hal ini menjadi teladan yang telah Yesus lakukan kepada setiap orang berdosa. Ketiga, doa bersama keluarga atau pasangan menjadi salah satu fondasi pernikahan yang berkuasa mempererat hubungan antara suami dengan istri dan keduanya dengan Tuhan.
Sumber : CP/jawaban.com/ls