Pernikahan adalah salah satu masalah penting dalam kehidupan Kristen. Gereja mengharap agar pernikahan setiap pasangan awet dan langgeng. Khotbah dan seminar-seminar digelar untuk menyampaikan bagaimana pasangan Kristen merawat kehidupan pernikahan. Tentu saja pasangan menikah akan lebih tertarik dan terdorong mengikuti beragam seminar pernikahan karena hal itu menjadi kebutuhan.
Tentu saja pembahasan seputar pernikahan tidak hanya penting bagi mereka yang berkeluarga dan sama pentingnya bagi para single yang akan segera menikah, dimana 40% dari kaum single sedang mempersiapkan diri melangkah menuju kehidupan pernikahan. Hal inilah yang mendorong gereja untuk bertindak melakukan sesuatu untuk melayani para single.
Ada empat pengajaran yang bisa dilakukan gereja untuk memenuhi kebutuhan single akan kehidupan pernikahan, diantaranya:
Mengajarkan single untuk mendengarkan Tuhan
Takut melangkah dalam sebuah pernikahan adalah sesuatu yang nyata menghantui sejumlah orang yang belum menikah. Banyak pasangan muda yang akhirnya bercerai karena tak sanggup menyelesaikan persoalan rumah tangga di usia yang terbilang masih muda. Agar masalah yang sama tak terulang kepada banyak pasangan muda lainnya, alangkah baiknya apabila gereja sudah mengajarkan mereka tentang kehendak Tuhan atas pernikahan. Ajarkan terlebih dahulu anak muda ini untuk mengisi kehidupannya untuk mendengar Tuhan setiap hari. Tuhan tentu saja tidak ingin anak-anak-Nya memiliki kehidupan yang mengerikan. Jadi, jawablah keingintahuan mereka soal pernikahan untuk meneguhkan pandangan mereka.
Mengajar single untuk mau mengampuni
Apakah pilihan mereka ingin menikah muda? Apakah mereka akan memilih untuk bertahan dalam pernikahan yang dipenuhi dengan penderitaan? Tidak mengampuni akan menimbulkan kepahitan dan mencoba untuk menutup diri dari orang lain. Jika impian para single ingin memiliki pernikahan yang bahagia, ajarkan mereka untuk memiliki hati yang terbebas dari rasa benci. Pernikahan membutuhkan orang-orang yang berhati besar untuk mau mengampuni pasangannya.
Waktu Tuhan adalah waktu yang tepat
Tragedi terbesar dalam pernikahan adalah ketika pasangan masih hidup untuk dirinya sendiri. Padahal pernikahan membutuhkan pengorbanan satu sama lain. Di generasi millennial ini kita diperhadapkan pada jutaan cara untuk merampas waktu dan perhatian kita. Jadi, gereja perlu mengajarkan kaum single bahwa pernikahan harusnya dibangun dengan fondasi yang kuat, yaitu waktu bersama yang berkualitas. Sejak dari single, cobalah untuk belajar untuk memperluas wawasan, belajar mengelola uang, dan meningkatkan kemampuan diri. Saat para single sudah dibenahi dengan keahlian itu, maka mereka pun sudah siap mengelola sebuah kehidupan pernikahan.
Mencintai diri sendiri adalah hal yang penting
Mustahil sekali mengatakan bisa mencintai seseorang sementara dirinya bahkan tidak bisa mencintai dirinya sendiri. Para single tidak akan bisa memutuskan kapan atau apakah akan menikah? Tetapi setidaknya mereka bisa mengontrol bagaimana hubungan itu bisa terbentuk, romantis dan plantonis. Hubungan bisa menjadi langgeng ketika mereka sudah bisa mencintai diri sendiri, sama seperti firman Tuhan bahwa saat kita mengasihi diri kita sendiri, mana kita akan dengan mudah mengasihi orang lain dan juga Tuhan.