Tumbuh di daerah rawan konflik, Evigo Jermia 'akrab' dengan perkelahian antar warga hingga pertumpahan darah. Saat peristiwa itu terjadi, Evigo kecil kerap diliputi perasaan takut, tertindas, dan tidak nyaman. Disamping perkelahian, banyak warga yang juga mempelajari ilmu kebal. Sebab mereka percaya, ilmu yang didapat dari roh akan membuat mereka semakin kuat dan menang dalam perang antar warga.
Besar dalam situasi ini membuat Evigo tertarik untuk melakukan hal serupa. Menurutnya, bersanding dengan kekuatan gelap adalah solusi yang bisa membantunya melindungi diri. Mulai dari silat, mantra-mantra, ilmu-ilmu gelap, hingga berbagai jimat, semua dikuasainya.
“Saya merasa lebih percaya diri dengan adanya kekuatan itu. Saya juga merasa lebih aman, tenang, dan tertolong dengan adanya kekuatan yang saya miliki itu,” ungkap Evigo.
Saat duduk di bangku SMA, Evigo tidak menyianyiakan ’kemampuannya’. Dia menggunakannya untuk melawan kelompok yang kerap memprovokasinya. Evigo bahkan tidak ragu untuk menggunakan senjata tajam dan membuat musuhnya lari ketakutan.
Dia memang selalu unggul dalam perkelahian, tetapi dibalik kekuatan yang dibanggakannya, ada hal lain yang harus ditanggungnya. Bagian belakang lehernya sering sakit dan berdenyut di waktu-waktu tertentu. Dan saat bersamaan, muncul keinginan dan hasrat untuk melihat darah tertumpah dalam perkelahian. Setelah melihat darah tertumpah, barulah pikiran dan emosinya tenang.
Mengetahui putranya terlibat okultisme, Ayah Evigo jelas menentangnya. “Intinya dia tidak setuju, namun saya diam saja. Akan tetapi saat bapak mengikuti saya terus, saya akhirnya marah dan memukulnya.”
Setelah itu, ayahnya hanya bisa diam dan tidak melakukan apapun. Berjalannya waktu, Evigo merasa semakin tidak kuasa mengendalikan dirinya. Dia merasa ada hal lain yang mengendalikannya dan sangat sulit untuk lepas.
Melewati masa-masa itu, Evigo kemudian teringat dengan seorang teman lama yang sudah pindah dari kampung. Ditengah kebimbangannya, Evigo pergi dan menemui temannya untuk bertukar pikiran. Bercerita panjang lebar tentang jimat dan ilmu kekebalan yang dimilikinya, Evigo diingatkan tentang kebahagiaan sebenarnya yang berasal dari Isa Almasih.
“Saat dia menanyakan apa saya bahagia dengan kekuatan ini, saya langsung berpikir bahwa kekuatan ini terbatas. Dan sia-sia bila saya memiliki kuasa-kuasa yang lain, karena kekuatan sesungguhnya ada dalam Isa Almasih.”
Sebelumnya Evigo tidak pernah mengandalkan kuasa Tuhan ataupun meminta kekuatan dari Tuhan. Dia hanya mempertanyakan dan mencari bukti nyata atas kehadiran Tuhan. Namun setelah diingatkan, Evigo sadar bahwa apa apa yang dicarinya selama ini hanya tipuan iblis.
“Akhirnya saya menyadari bahwa kuasa gelap adalah tipuan iblis yang hanya membinasakan dan membuat kehidupan kita hancur menuju maut,” tegasnya.
Inilah yang kemudian menjadi titik balik dari kehidupan lamanya. Evigo sadar bahwa betapa Tuhan begitu mengasihi dan mempedulikannya. Sejak saat itu, dia pun mengambil keputusan untuk menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya penyelamat hidupn.
Tidak lagi mengandalkan kekerasan untuk melawan ketidakadilan, kini Evigo berpaling pada kasih Kristus dalam melawan kekerasan. Yakni berusaha untuk mengubah paradigma masyarakat melalui penyebaran Alkitab. Saat ini Evigo bertugas sebagai penerjemah Alkitab ke bahasa Kalimantan Barat, Kanayatn. Usahanya ini juga termasuk untuk mengenalkan kasih, saling menghargai, saling mencintai satu sama lain, dan hidup rukun serta damai.
“Saya melihat bahwa kasih ternyata lebih kuat dari kekerasan dan berbagai hal lainnya. Dan ketika saya menerima Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juru Selamat, rasa takut, was-was kecewa, benci berganti menjadi damai sejahtera yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.”
Saat kita mengandalkan Yesus Kristus sebagai satu-satunya kekuatan dan penolong kita, maka tidak ada yang bisa menjauhkan kita dari kasih-Nya yang berkelimpahan. Hidup kita yang sebelumnya dipenuhi dengan rasa takut akan bergantikan dengan sukacita yang luar biasa.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati.
Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan
diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.