Surat Terbuka dari Suami Korban Serangan Paris untuk Teroris
Sumber: Infobae.com

Marriage / 20 November 2015

Kalangan Sendiri

Surat Terbuka dari Suami Korban Serangan Paris untuk Teroris

Theresia Karo Karo Official Writer
4817

Tidak akan mudah menghadapi kehilangan orang yang dikasihi. Hal yang sama juga dialami oleh seorang bernama Antoine Leiris. Istrinya Helene Muyal-Leiris (35) merupakan salah satu korban dari serangan terorisme di Paris. Helene ditembak mati saat hadir di konser Bataclan. 

Melansir dari Huffingtonpost, Helene merupakan seorang makeup artist sekaligus ibu dari Melvil, bayi berusia 17 bulan. Kehilangan teman hidupnya, tidak lantas membuat Antoine menebar kebencian pada pelaku teror. 

Melalui Facebook, dia membuat surat terbuka kepada pelaku teror yang telah menghabisi nyawa pasangannya. Tertulis dalam bahasa Prancis, surat yang di upload pada tanggal 16 November 2016 ini penuh kekuatan, kesabaran, dan optimisme. 

Surat berjudul ‘Anda Tidak Akan Mendapatkan Kebencian Saya’ ini membungkus rasa kesal Antoine dengan cara yang lebih bijaksana dan tulus. Berikut tulisannya:

“Anda Tidak Akan Memiliki Kebencian Saya”

Jumat malam, Anda telah mengambil nyawa dari seseorang yang luar biasa. Dia adalah cinta dalam hidup saya, ibu dari anak saya. Tetapi Anda tidak akan memiliki kebencian saya. Saya tidak tahu siapa Anda dan saya tidak ingin tahu, tapi jiwa Anda mati.

Jika pembunuhan yang Anda lakukan secara membabi buta ini benar dilakukan untuk Tuhan, maka setiap peluru yang bersarang di tubuh istri saya akan menjadi salah satu luka yang lebih dalam di hati-Nya.

Jadi… Tidak. Saya tidak akan mengaruniai Anda kebencian saya. Anda meminta itu, tetapi menanggapi kebencian dengan kemarahan akan membuat korban kembali berjatuhan, artinya melakukan kebohodan yang sama dengan yang Anda lakukan.

Anda ingin saya takut, memandang rekan senegara saya dengan ketidakpercayaan, mengorbankan kebebasan untuk keamanan saya. Anda salah.

Saya melihat dia pagi ini…. Akhirnya, setelah setiap malam dan siang saya menunggu. Dia sama cantiknya dengan saat dia meninggal pada Jumat malam. Sama cantiknya dengan ketika saya jatuh cinta tak berdaya padanya, lebih dari 12 tahun yang lalu.

Tentu saja saya hancur oleh rasa sakit ini.

Saya memberikan kemenangan kecil ini pada Anda, tapi rasa sakit akan berumur pendek. Saya tahu istri saya akan terus bersama kami setiap hari dan bahwa kami akan saling menemukan lagi di surga, di mana Anda tak akan memiliki akses untuk masuk ke sana.

Sekarang, kami hanya dua. Hanya saya dan anak saya. Tapi kami lebih kuat dari semua tentara di dunia.

Saya tidak punya waktu lagi (menulis) untuk Anda. Saya harus menemani Melvil (anak saya) yang baru bangun dari tidur siangnya. Dia sebentar lagi berusia 17-bulan. Hari ini, dia akan makan makanan seperti biasa. Kami pun akan bermain seperti hari-hari sebelumnya. Dan selama hidupnya, bocah kecil ini akan terus “mengancam” Anda dengan menjadi orang dewasa yang bahagia dan bebas.

Karena, tidak, Anda pun tetap tak akan mendapatkan kebenciannya.

Antoine sadar bahwa kebencian bergandengan erat dengan kemarahan dan dendam. Dia lebih memilih untuk berpikir jernih dengan hati penuh damai. Dia tidak ingin seluruh energi jiwanya disedot habis oleh api kemarahan dan melukai kehidupan keluarga kecilnya. 

Sama seperti Antoine, alangkah baiknya dunia bila kita bisa berhenti menyebar kebencian. Mari bersama-sama sebarkan kasih, agar tidak terulang kembali peristiwa memilukan ini di masa depan. 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Berbagai sumber by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami