Misteri kehidupan siapa yang tahu. Terkadang, kita tidak menduga bahwa masih banyak yang bersedia dengan tulus menolong kita, bahkan oleh orang yang tidak kita kenal sekalipun. Inilah yang dialami Greta Hokanson.
Saat masih berusia 16 tahun, Greta divonis penyakit leukemia. Tidak hanya itu, dokter juga mengatakan bahwa dengan kondisinya, dia tidak akan bertahan. Kecuali bila melakukan prosedur transplantasi sumsum tulang.
Harapan untuk hidup tidak hilang dan jawaban itu akhirnya datang. Setelah mendaftarkan namanya sebagai penerima donor sumsum tulang, Greta mendapat kabar bahwa dia menemukan pendonor yang cocok dari seorang pria bernama Danny Daniels.
Pria berusia 44 tahun asal Arkansas ini bersedia menolong Greta dan melakukan operasi besar. Bersyukur, operasi ini berjalan lancar dan Greta akhirnya mendapat kesempatan hidup kedua.
Setelah dewasa, Greta tidak melupakan kebaikan Danny. Saat melangsungkan pernikahannya dengan Tony Hokanson, dia tidak lupa mengundang pendonor yang telah menolongnya sebagai tamu kehormatan.
“Ketika kami membuat daftar tamu undangan, aku bilang pada ibu kalau aku ingin sekali mengundang Danny dan istrinya Angie,” ungkap Greta.
Saat tahu Danny bisa hadir di acara istimewanya, Greta sangat senang. “Sebelum saya bertemu dengannya, dia adalah seorang pria luar biasa yang memberi sumsum tulang untuk saya tanpa mengetahui apa-apa tentang saya,” ujar Greta.
Pernikahan yang berlangsung pada tanggal 10 Oktober tersebut diwarnai momen bahagia sekaligus haru. Diiringi lagu Alabama’s yang berjudul ‘Angels Among Us’, Greta berdansa dengan Danny. Saat itu, dia tidak bisa menyembunyikan perasaan harunya.
“Sekali lagi, aku sangat berterima kasih dan sangat terharu. Sampai sekarang aku masih tak percaya dia rela jadi pendonor,” kata Greta. Sementara itu, Danny merasa “sangat bangga” dengan Greta.
Lewat kisah ini, kita bisa belajar dua hal. Danny mengajarkan pada kita tentang perbuatan baiknnya tanpa memandang siapa yang menerima kebaikan kita. Atau bagaimana agar kebaikan kita nantinya mendapat balasan setimpal. Sedangkan dari Greta kita bisa melihat bagaimana perasaan berterima kasih diungkapkan dengan tulus. Bukan sekedar materi, dia memberikan kesempatan pada orang yang telah menolongnya untuk terlibat dalam momen bahagia dalam hidupnya.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.