Seorang pemuda yang sedang berjalan, menghentikan langkahnya setelah sampai di sebuah persimpangan. Melihat seorang pria tua, pemuda tadi lantas bertanya, “Ke mana jalan ini membawa saya?”
Orang tua tadi balik bertanya, “Ke mana Anda ingin pergi?”
“Saya tidak tahu”, jawab pemuda tersebut.
Mendengar itu, orang tua tadi berkata, “Kalau begitu, ambil jalan ke manapun, apa bedanya?”
Percakapan singkat tadi mungkin sama seperti yang kita alami saat ini, yakni perasaan bingung dengan tujuan hidup yang sebenarnya. Memang benar bahwa ke manapun kita pergi, pasti akan membawa kita ke suatu tempat. Namun, apakah kita yakin bahwa tempat tersebut adalah benar yang menjadi tujuan kita? Atau, bagaimana kita bisa tahu bahwa kita telah sampai, bila kita sendiri bingung dengan tujuan kita?
Inilah gambaran orang-orang yang percaya saat ini. Banyak dari kita merasa sudah yakin tujuan akhir hidup kita tanpa perlu mengeceknya lagi. Padahal walaupun keselamatan itu sudah kita terima dari Tuhan bukan berarti kita seenaknya berjalan di dalam hidup ini.
Ada kalanya kita harus berhenti sejenak dan bertanya kepada diri sendiri, “Untuk apa aku ada di dunia ini?” Atau, “Kemanakah tujuan hidupku? Apakah saat ini aku berjalan ke arah yang salah?” Pertanyaan ini bukanlah ketidakpastian atau keraguan-raguan, malainkan pertanyaan refleksi tentang hari-hari yang telah kita lalui selama ini.
Saat kita telah menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu dan ternyata menyadari bahwa memang salah arah, segeralah berbalik dari jalan itu dan akuilah dosa-dosa kita kepada Kristus dan mohonlah pengampunan dari-Nya.
Mintalah kepada-Nya untuk memimpin dan memberikan petunjuk kemanakah kita harus melangkah. Jadikan Tuhan sebagai Tuhan atas hidup kita. Dan dengan demikian kita bisa berada di jalan kebahagiaan bersama Dia dan menuju ke kehidupan yang kekal penuh kemuliaan.
Sebab, jauh sebelum kita mengenal Kristus atau bahkan dilahirkan, Tuhan telah merancangkan kehidupan yang mulia bagi kita. Sebab tertulis dalam Efesus 1:11, ‘Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan – kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.
Ketahuilah bahwa meskipun ada antusiasme dan semangat menyala, namun tanpa arah jelas kita tentu merasa frustasi. Temukanlah tujuan hidup Anda bersama Allah dan kita akan diarahkan pada jalan menuju sukacita bersama-Nya.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.