Iko Subagyo: Tidak Cukup Hanya Satu Wanita
Sumber: Jawaban.com

Family / 7 September 2015

Kalangan Sendiri

Iko Subagyo: Tidak Cukup Hanya Satu Wanita

Theresia Karo Karo Official Writer
18087
Menciptakan hubungan harmonis dalam kehidupan berumah tangga memang membutuhkan usaha lebih dari pasangan suami istri. Selain cinta, kesetiaan, dan kepercayaan menjadi pendukung utama menuju pernikahan yang langgeng. Namun saat salah satu mulai ‘bermain api’, maka ancaman terhadap keutuhan akan semakin nyata.

Inilah yang dirasakan oleh Okke Indayono saat tahu suaminya Iko Subagyo Susanto mengabaikan kesetiaan dalam pernikahan mereka. Lantaran tuntutan pekerjaan, setahun setelah mereka menikah, keduanya harus tinggal terpisah untuk sementara waktu. Sehingga Sang istri harus rela ditinggal di Kudus, sedangkan Iko menetap di Bali.

Kehilangan perhatian dan kesepian kemudian membuat Iko goyah. Bermula dari inilah, dia akhirnya memilih untuk berhubungan dengan wanita lain selain istrinya. Berawal dari curhat, kedekatan pun semakin tidak terelakkan. Hubungan terlarang ini bahkan berlanjut hingga ke tempat tidur. Hal ini berlangsung cukup lama dan Iko menjadi jarang pulang ke Kudus untuk istri dan anaknya dengan alasan pekerjaan.

Dua tahun kemudian, Okke akhirnya memutuskan mengikut suami untuk pindah ke Bali dan menetap di sana. Sesampainya di rumah, Okke lantas menemukan sesuatu yang menimbulkan kecurigaan. Dia melihat helaian rambut perempuan di kamar tidur. Perasaan tidak tenang pun melingkupinya.

“Pa, kenapa bisa ada rambut perempuan di kamar tidur?” Mendengar itu, Iko berkelit bahwa sebelumnya ada acara kantor yang diadakan di rumah mereka, dan beberapa teman kantor yang wanita sempat menyisir rambut mereka. Meskipun begitu, Okke tetap merasa tidak puas dengan penjelasan suaminya. “Perasaan saya tidak enak, namun saya tetap berusaha tenang dan percaya padanya.”
 
Beberapa tahun kemudian, teman Okke yang bernama Anggi meminta bantuannya untuk memberikan tempat tinggal sementara di Bali. Setelah berdiskusi dengan suaminya, akhirnya keduanya sepakat untuk memperbolehkan temannya tinggal sementara waktu.

Kesalahan yang sama sepertinya masih menjadi kesenangan bagi Iko. Baginya wanita tidak cukup hanya satu. Dia dan Anggi, diam-diam menjalin hubungan dibelakang Okke. Kecurigaan pun kembali muncul pada Okke saat dia melihat ponsel suaminya yang berdering. Nama Anggi tertera pada panggilan tidak terjawab dan pesan yang masuk.

Pada saat pesan itu dibuka, betapa kaget dirinya mengetahui perselingkuhan antara sahabat dan suaminya tersebut. Berat hati, dirinya pun menanyakan perihal isi pesan dalam ponsel suaminya.

“Papa akui kalau Papa memang ada hubungan dengan Anggi,” ungkap Iko. Mendengar ini, hati siapa yang tidak merasa terhianati, pikir Okke. “Sekarang, papa pilih mama atau Anggi?” tanyanya lagi.

“Papa tidak bisa menceraikan mama. Meskipun papa sudah tidak mencintai mama lagi,” jawab Iko. Dia justru ingin memiliki keduanya. Mendengar itu, hati Okke semakin hancur. Perasaannya terasa campur aduk, “Saya kepingin pisah saja dengan suami.”

Keadaan semakin runyam saat suaminya tidak terima karena Angie sudah tidak tinggal lagi bersama mereka. Marah, Iko lantas menyakiti istrinya. Bersyukur, anaknya kemudian menghentikan aksinya dengan berteriak dan menyebutnya sebagai orang gila karena berniat membunuh istrinya. Seketika, Iko langsung merasa malu. Jantungnya terasa berhenti berdetak dan dia sadar dengan perilaku buruknya.

Setiap hari, Okke tekun berdoa dan meminta kekuatan dari Tuhan untuk pernikahannya. "Tuhan beri aku kekuatan baru untuk menjalani hari ini. Sebab saya percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan proses dari Tuhan untuk dilalui.” Okke yakin bahwa pada akhirnya semua akan mendatangkan kebaikan.

Doanya akhirnya terjawab, perubahan terlihat dalam kehidupan Iko. Perlahan, dirinya mulai bertekad untuk kembali berlaku sesuai kebenaran, bertobat, dan mengaku percaya pada Tuhan. “Saya mungkin sudah tidak berharga, namun saya ingin kembali lagi melakukan hal yang benar,” ucap Iko.

“Saya mengalami jamahan Tuhan saat beribadah. Perasaan damai sejahtera, tenang, dan damai pun saya rasakan saat itu. Hidup saya benar-benar dimerdekakan,” lanjutnya. Menurut Iko, semua ini bisa dilewati bukan karena kekuatannya. Dirinya dimampukan dan diperbaharui melalui kekuatan yang dari Tuhan.

Disamping itu, Okke juga telah mengampuni suami dan sahabatnya. Dia tidak lagi menyimpan sakit hati, karena Tuhan yang telah mengisi ruang hatinya. “Saya bangga sekali karena suami saya diubahkan. Sejak Yesus hidup di dalam kehidupan suami saya, dirinya benar-benar menjadi figur ayah, suami seperti yang saya impikannya selama ini.”

Sumber: Iko Subagyo Susanto

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Let share!
Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda.  Caranya? Klik disini

Sumber : Iko Subagyo Susanto
Halaman :
1

Ikuti Kami