Dalam suatu penciptaan selalu ada 2 unsur yang terkait, yakni sang pencipta dan ciptaannya, tanpa adanya salah satu unsur diatas tidak akan ada ciptaan, satu sama lain saling mendukung namun bukan setara, yang dicipta selalu lebih rendah dibanding yang sang pencipta, dan sang pencipta mempunyai kedudukan lebih tinggi dari ciptaannya, ciptaan selalu bergantung pada si pencipta namun si pencipta tidak bergantung pada apapun.
Hal tersebut diatas merupakan dalil dari konsep ciptaan.
Demikian juga Allah telah menciptakan manusia dari sejak awal, Dia telah merencanakan secara seksama dengan meletakkan alas bumi dahulu ( Kej 1 : 1 – 24) lalu kemudian Ia menempatkan manusia sebagai ciptaanNya yang terakhir untuk menyempurnakan keindahan karyaNya. Tubuh kemuliaan yang Allah berikan memungkinkan manusia bekerja di taman yang Allah telah sediakan.
Namun Dosa telah menghancurkan apa yang Allah ciptakan begitu indahnya, dosa bukan hanya menghancurkan tapi memisahkan rencana Allah atas kehidupan manusia. Rencana Iblis inipun tidak mampu membendung kasih Allah akan manusia, dengan mengirimkan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus.
Kristus datang bukan memakai baju kemuliaan dan atribut kerajaanNya, namun merendahkan diriNya sampai ketitik terendah, sebagai manusia, namun Dia sendiri tanpa dosa.
Dia tak bercela dibuat berdosa karena kita, oleh bilurNya kita telah disembuhkan (Yesaya 53:5). Sedemikian mahal harga yang Bapa harus bayarkan buat ciptaan yang dikasihiNya.
Dengan menyadari hal ini, apakah kita sanggup bermain-main dengan hidup kita atau menjalani hidup kita tanpa tujuan?
Haruslah kita berpikir sebaliknya, seluruh hal yg kita lakukan dan hidup yang kita jalani harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab sebagai respon ucapan syukur kita sebagai ciptaan Allah.
Tiap tetes dari pengorbanan Kristus yang demikian berharga seharusnya menjadikan kita berhati – hati dalam menjalani hidup di dunia dan mencari kehendak Allah yang telah menciptakan kita.
“Tidak ada hal sekecil apapun yang Allah ciptakan tanpa tujuan atau sia sia, semua mempunyai maksud dan tujuan untuk memuliakan namaNya”
Penulis : Agoes Hartawan
Tulisan ini adalah kontribusi dari
visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan
mengirimkan kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang
isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan mengirimkannya ke alamat email : [email protected].