Akhirnya negara-negara
kekuatan utama dunia dan Iran secara resmi menghasilkan sebuah kesepakatan bersejarah yang memastikan Iran tidak akan mengembangkan persenjataan nuklir.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica
Mogherini mengatakan hal itu di Vienna, Austria, Selasa (14/7/2015) di hari
ke-18 dalam perundingan maraton yang digelar Iran bersama Inggris, China, Perancis,
Jerman, Rusia dan AS. "Perundingan (dengan) Iran berakhir. Kami sudah
mencapai kesepakatan," ujar Mogherini singkat lewat akun Twitter resmi-nya
usai sesi perundingan terakhir para menteri luar negeri pihak P5+1 dan Iran.
Kesepakatan ini diharapkan
bisa mencairkan kebuntuan selama 13 tahun antara Iran dan Barat terkait ambisi
nuklir negeri itu. "Saya kira (kesepakatan) ini merupakan sebuah pertanda
harapan untuk seluruh dunia dan kita semua memahami kesepakatan ini sangat diperlukan," ujar Mogherini ketika membuka perundingan hari ini.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Havad
Zarif mengatakan kesepakatan itu akan menghasilkan pengurangan sanksi ekonomi
bagi Teheran. Dia menegaskan kesepakatan tersebut merupakan sebuah "momen
bersejarah"."Kami mencapai kesepakatan yang meski tak memuaskan semua
pihak namun kami bisa menyelesaikan perundingan dan ini adalah sebuah
pencapaian penting bagi kita semua. Kita memulai babak baru sebuah
harapan," ujar Zarif.
Inti kesepakatan ini adalah membatasi dengan ketat
aktivitas nuklir Iran selama satu dekade. Negara-negara Barat berharap
kesepakatan ini akan membuat semua upaya pembuatan bom nuklir menjadi tidak mungkin.
Sebagai imbalan, sanksi internasional yang memangkas
ekspor minyak Iran hingga seperempat kapasitasnya sehingga merugikan
perekonomian negeri itu akan dicabut serta pembekuan aset Iran bernilai
miliaran dolar AS akan diakhiri.