‘Mati Rasa’
Kalangan Sendiri

‘Mati Rasa’

Theresia Karo Karo Official Writer
      34320
Show English Version
Yohanes 16:8
Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman.

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]amsal24[/kitab]; [kitab]filip1[/kitab]; [kitab]iraja11-12[/kitab]

Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Hal ini dikarenakan dirinya menderita penyakit langka; Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy. Sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit atau dikenal dengan istilah ‘mati rasa’.

Satu kali dirinya pernah menggigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orangtuanya panik, namun dia tetap tenang saja karena tidak merasa apapun. Lain waktu, Roberto terjatuh dan kakinya terluka. Tetapi tetap saja dia tidak menjerit minta tolong. Roberto bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi anak seusianya. Tanpa dia sadari, tubuhnya bisa terbakar atau terpotong.

Rasa sakit memang tidak enak. Namun tahukah kita, bahwa rasa sakit juga diperlukan untuk menyadarkan kita bila ada yang tidak beres. Sama halnya dengan Roh Kudus yang sering memberikan “rasa sakit” ketika orang beriman berbuat dosa.

Dia menegur dan memberi peringatan, supaya kita bertobat. Roh Kudus mengingatkan kita kembali akan perkataan-perkataan Kristus ([kitab]yohan16:13-14[/kitab]). Sebagai Roh Kebenaran, Dia bertugas memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Jadi, Dia tidak bisa tinggal diam waktu kita berbuat dosa. Dia akan menegur.

Teguran-Nya mungkin terasa sakit dan menciptakan rasa bersalah di hati. Namun, hal ini diperlukan agar kita mendapatkan kesempatan untuk berbalik ke jalan Tuhan. Tanpa teguran, dengan mudah kita dapat disesatkan oleh berbagai godaan. Seperti Roberto, kita bisa menjadi mati rasa terhadap dosa. Bisa-bisa kita sudah terseret jauh sebelum sempat menyadarinya.

Maka dari itu, bersyukurlah bila Roh Kudus masih menegur dan membuat Anda merasa bersalah ketika berbuat dosa. Itu tandanya Dia masih berkarya dalam diri Anda. Dengarkan dan hargailah teguran-Nya! Jangan sampai hati Anda kebal, hingga merasa nyaman berbuat dosa (JTI/Sabda.org).

Bagi mereka yang menolak teguran Roh Kudus, kegelapan itu terlihat terang.

Ikuti Kami