Keluarga Korban Penembakan Maafkan Pelaku

Internasional / 22 June 2015

Kalangan Sendiri

Keluarga Korban Penembakan Maafkan Pelaku

daniel.tanamal Official Writer
2684
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Terhadap pelaku penembakan di Gereja Charleston, Carolina Selatan, para keluarga sejumlah korban jemaat yang tewas memaafkan tersangka Dylann Roof (21), saat berhadapan langsung di pengadilan.

"Kamu telah merampas sesuatu yang begitu berharga dari saya. Saya tak akan pernah lagi bisa berbicara dengannya. Saya tak akan pernah bisa lagi memeluknya. Namun saya memaafkan kamu. Dan (semoga Tuhan menumbuhkan) kasih dalam jiwamu," ujar seorang perempuan bernama Ethel Lance yang menyebut dirinya anak dari seorang korban.

Sementara itu Felecia Sanders, yang selamat dari pembunuhan dengan berpura-pura sudah mati saat kejadian penembakan, namun anaknya, Tywanza, terluka parah mengatakan; "Kami menyambutmu Rabu malam itu di studi Injil kami, dengan tangan terbuka. Kamu telah membunuh sebagian dari manusia paling baik yang saya kenal. Setiap serat di tubuh saya terluka. Dan saya tak akan pernah jadi manusia yang sama lagi," kata Felicia Sanders, melalui video yang ditujukan bagi Dylann Roof.

Polisi memperlakukan pembunuhan di gereja Afrika-Amerika Rabu (17/6) itu sebagai kejahatan berlatar kebencian (ras). Departemen Kehakiman juga mengembangkan penyelidikan, apakah kasus ini merupakan tindakan terorisme dalam negeri. Dalam pernyataannya, Departemen Kehakiman menyebut, mereka mengkaji berbagai kemungkinan terkait penembakan yang 'dirancang untuk membangkitkan ketakutan dan teror di kalangan masyarakat' itu.

Sementara itu di Arena Olah Raga Charleston, ribuan orang berkumpul hari Jumat (19/6) malam untuk mengenang para korban dengan doa dan nyanyian. Keluarga tersangka pelaku memberikan pula pernyataan melalui pengacara mereka. "Kata-kata tak bisa mengungkapkan keguncangan dan kesedihan kami atas apa yang terjadi malam itu. Kami sangat sedih dan berduka. Kami sangat terharu oleh kalimat-kalimat sangat menyentuh dari keluarga korban, yang menyampaikan kasih dan pengampunan Tuhan di tengah penderitaan mereka yang begitu rupa," tulis keluarga Roof.



Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami