Depresi dan stres, seringkali menghalangi seseorang untuk bisa berpikir jernih dan mengarah pada tindakan-tindakan ekstrim seperti menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri. Upaya ini merupakan tindakan yang direncanakan seseorang yang bertujuan mengakhiri hidupnya.
Aksi ini biasanya tidak terjadi secara spontan, melainkan karena dipicu oleh berbagai macam hal. Yakni interaksi kompleks, antara lain faktor biologis, genetik, psikologis, sosial, budaya, dan lingkungan.
Sebetulnya, seseorang yang berpotensi melakukan bunuh diri dapat dikenali dari ciri-ciri dan gejalanya. Kita semua dapat mencegah tindakan ini dengan mengetahui beberapa ciri-ciri orang yang berniat bunuh diri, seperti berikut:
Memilih Menyendiri
Saat dirundung masalah, sebagian orang memilih untuk menyendiri. Perilaku ini kemudian berkembang dengan menarik diri dari komunitas dan lingkungan. Sehingga cenderung lebih memilih untuk berdiam di rumah atau kamar dan kehilangan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Karakter Berubah Drastis
Apabila seseorang berniat untuk bunuh diri, maka akan mengalami perubahan sikap dan perilaku. Sebagai contoh apabila seseorang yang biasa dikenal ceria berubah menjadi pendiam dalam rentang waktu lama. Atau bisa juga saat seseorang menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung, gampang marah, gelisah, dan sulit tidur. Saat perasaan putus asa itu datang, mereka akan merasa sedih dan sering menangis.
Berbicara Tentang Kematian
Niatan ini semakin jelas terlihat kala seseorang mengatakan, “Kalau begini aku mati saja”, “Aku mau bunuh diri”, atau “Buat apa hidup, lebih baik saya mati.” Bisa juga secara tidak langsung mengungkapkan kematian. Seperti mengatakan, “Saya tidak sanggup lagi”, “Saya sudah tidak mampu lagi”, “Saya telah gagal dan menjadi beban” “Orang lain akan lebih senang tanpa saya.” Perkataan semacam ini semakin memperlihatkan potensi seseorang yang ingin bunuh diri.
Menyakiti Diri Sendiri
Bila sudah begini, gejalanya sudah semakin berat. Yang terjadi biasanya adalah tidak mau makan, menyayat tangan dengan silet atau pisau, dan mencoba minum cairan pembasmi serangga dan lain sebagainya. Aksi ini disebut sebagai pencobaan bunuh diri. Selain itu juga terlihat saat seseorang mulai membeli alat-alat yang bisa dipakai untuk bunuh diri. Atau saat seseorang yang biasanya selalu menerapkan hidup sehat, tiba-tiba terjerat dalam candu alkohol dan obat-obatan terlarang.
Memberi Barang atau Uang secara Khusus
Patut curiga saat seseorang tiba-tiba memberikan barang kesayangan secara tiba-tiba, atau memberi uang tanpa alasan. Juga terlihat saat seseorang tiba-tiba meminta maaf yang terkesan seperti berpamitan.
Fanatik atau Atheis
Seseorang yang cenderung ingin bunuh diri, juga terlihat dari sikapnya yang tiba-tiba fanatik kepada agama yang dianutnya. Atau justru sebaliknya, yaitu menjadi tidak percaya Tuhan atau Atheis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bunuh diri adalah masalah besar bagi kesehatan masyarakat. Data yang didapat dari kepolisian Republik Indonesia, terdapat 457 kasus bunuh diri hingga September tahun 2014. Pemicunya, biasanya adalah masalah yang terjadi dalam keluarga, depresi karena putus cinta, ekonomi hingga pengaruh lingkungan atau korban bullying. Perasaan sendiri dan putus asa akan semakin mendukung aksi ini.
Melihat tingginya jumlah kasus
yang ada di Indonesia,
mari kita belajar untuk peka terhadap lingkungan sekitar. Pencegahan bunuh diri dapat dilakukan dengan memberikan perhatian. Pasalnya, perhatian
dan kasih sayang sangat dibutuhkan untuk mencegah seseorang melakukan aksi bunuh diri.