Kalangan Sendiri
-
Share:
Book Review: My Name Is Hope
Theresia Karo Karo Official Writer
8389
Selama bertahun-tahun, anda berpikir bahwa anda adalah satu-satunya manusia di dunia ini yang tengah berjuang menghadapi depresi dan kecemasan. Ketahuilah bahwa anda salah besar.
Data menunjukkan angka yang mengejutkan tentang jumlah orang Amerika modern yang juga bergelut di masalah yang sama setiap harinya. Pada tahun 2010, terdapat 253 juta resep yang mengajukan permintaan antidepresan di Amerika Serikat. Dan jumlah ini hanya mencakup Amerika Serikat yang berpenduduk 311 juta orang, lantas bagaimana dengan negara lainnya?
Pertempuran melawan depresi dan kecemasan bukanlah hal baru. Bahkan penulis John Mark Comer juga pernah merasakan hal yang sama. Untuk itu, John berbicara melalui buku ‘My Name Is Hope: Anxiety, depression, and life after melancholy.'
Buku ini bercerita tentang salah satu pengikut Yesus yang berhasil melewati suramnya masa-masa depresi dan kecemasan. Dalam kitab suci juga tertulis bahwa nabi, penyair, ibu atau ayah dan bahkan Mesias, semuanya 'bertempur' melawan depresi dan kecemasan.
Dengan relevan dan profetik, ‘My Name Is Hope’ berbicara dengan bahasa kebenaran mengenai over-stressed dalam realitas kehidupan dan budaya kita. Buku ini akan membantu para pembaca untuk bangkit dan kembali ke harapan yang berasal dari Yesus. Dan salah satunya bisa ditemukan lewat gereja. Karena gereja adalah ‘rumah sakit’ tempat di mana orang yang sakit, rusak, terluka, dan cacat akan dibuat baru oleh Yesus.”
John Mark Comer adalah pendeta di A Jesus Church di Bridgetown. Sebelum melayani di Bridgetown pada tahun 2003, John merupakan pengajar di sebuah megachurch di Oregon selatan dan tergabung dalam sebuah band. Selain meluncurkan buku 'My Name Is Hope', John juga penulis buku 'Loveology'. Saat ini, John tinggal di Portland bersama istrinya Tammy dan ketiga anak mereka, Jude, Moses, dan Sunday.
Judul : My Name Is Hope "Anxiety, depression, and life after melancholy"
Pengarang : John Mark Comer
Penerbit : Graphe Publishing (2012)
Harga : $ 12.99
Sumber : Goodreads/Jawaban.com
Data menunjukkan angka yang mengejutkan tentang jumlah orang Amerika modern yang juga bergelut di masalah yang sama setiap harinya. Pada tahun 2010, terdapat 253 juta resep yang mengajukan permintaan antidepresan di Amerika Serikat. Dan jumlah ini hanya mencakup Amerika Serikat yang berpenduduk 311 juta orang, lantas bagaimana dengan negara lainnya?
Pertempuran melawan depresi dan kecemasan bukanlah hal baru. Bahkan penulis John Mark Comer juga pernah merasakan hal yang sama. Untuk itu, John berbicara melalui buku ‘My Name Is Hope: Anxiety, depression, and life after melancholy.'
Buku ini bercerita tentang salah satu pengikut Yesus yang berhasil melewati suramnya masa-masa depresi dan kecemasan. Dalam kitab suci juga tertulis bahwa nabi, penyair, ibu atau ayah dan bahkan Mesias, semuanya 'bertempur' melawan depresi dan kecemasan.
Dengan relevan dan profetik, ‘My Name Is Hope’ berbicara dengan bahasa kebenaran mengenai over-stressed dalam realitas kehidupan dan budaya kita. Buku ini akan membantu para pembaca untuk bangkit dan kembali ke harapan yang berasal dari Yesus. Dan salah satunya bisa ditemukan lewat gereja. Karena gereja adalah ‘rumah sakit’ tempat di mana orang yang sakit, rusak, terluka, dan cacat akan dibuat baru oleh Yesus.”
John Mark Comer adalah pendeta di A Jesus Church di Bridgetown. Sebelum melayani di Bridgetown pada tahun 2003, John merupakan pengajar di sebuah megachurch di Oregon selatan dan tergabung dalam sebuah band. Selain meluncurkan buku 'My Name Is Hope', John juga penulis buku 'Loveology'. Saat ini, John tinggal di Portland bersama istrinya Tammy dan ketiga anak mereka, Jude, Moses, dan Sunday.
Judul : My Name Is Hope "Anxiety, depression, and life after melancholy"
Pengarang : John Mark Comer
Penerbit : Graphe Publishing (2012)
Harga : $ 12.99
