Riset: 57 Persen Anak Indonesia Tergolong Malas

Parenting / 24 April 2015

Kalangan Sendiri

Riset: 57 Persen Anak Indonesia Tergolong Malas

Theresia Karo Karo Official Writer
5804
Riset dari South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) mengungkapkan hal yang mengejutkan. Terungkap bahwa lebih dari 57 persen anak-anak di Indonesia berusia 6 hingga 12 tahun tergolong malas atau tidak aktif secara fisik. Padahal, untuk mendukung pertumbuhan yang baik, anak-anak pada usia ini harus aktif bergerak.

Dilansir dari CNN Indonesia, studi ini telah dipublikasikan di British Medical Journal dan Jurnal Gizi Indonesia. Salah satu anggota SEANUTS, Heryudarini Harahap mengatakan, “Kurangnya aktivitas fisik ini berupa kurangnya jumlah gerak langkah mereka dan berlebihannya waktu yang dihabiskan di depan layar.”

Melalui penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 ini, diketahui bahwa 62,2 persen anak laki-laki dan 52,3 persen anak perempuan di Indonesia tergolong tidak aktif. Selain itu, sebanyak 57,9 persen anak-anak ini diketahui hidup di perkotaan dan berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas.

Disinyalir, kehadiran gadget dan alat elektronik lainnya yang menjadi penyebab berkurangnya aktivitas fisik pada anak. Waktu yang dihabiskan anak-anak Indonesia di depan layar atau disebut juga sebagai ‘screen times’, tergolong tinggi. Riset SEANUTS menunjukkan bahwa 55,2 persen anak Indonesia melebihi ambang batas, yakni 2 jam perhari.

“Semakin tinggi pendapatan orang tua, cenderung mendukung aktivitas fisik anak menjadi lemah. Ini menyebabkan peluang anak menjadi obesitas menjadi 3 kali lipat lebih besar ketimbang anak yang aktif,” papar Heryudarini.

Menanggapi riset ini, Conny Tanjung dari Ikatan Dokter Anak Indonesia mengungkapkan bahwa banyak dampak buruk yang terjadi bila anak dibiarkan malas melakukan aktivitas fisik. Seperti, anak akan semakin cepat mengalami penyakit degeneratif, seperti kegemukan, diabetes mellitus, dan hipertensi.

Oleh sebab itu, untuk membantu anak, para orang tua harus mulai membatasi penggunaan fasilitas yang menurunkan aktivitas anak dan mengajak mereka untuk melakukan aktivitas fisik. Termasuk melakukan kegiatan sehari-hari hingga olahraga sehingga dapat memacu kekuatan otot dan tulang. Para peneliti menyarankan agar orang tua memberikan contoh terlebih dahulu dan melakukan aktivitas bersama anak.

Sumber : CnnIndonesia/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami