Kalimat Agung dari Kalvari

Kata Alkitab / 31 March 2015

Kalangan Sendiri

Kalimat Agung dari Kalvari

Puji Astuti Official Writer
7551

Satu dari tujuh perkataan Tuhan Yesus dikayu salib adalah “Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” ([kitab]lukas23:34[/kitab]). “Ya Bapa ampunilah mereka “, nerupakan  sebuah perkataan yang begitu luar biasa, hebat, agung, mulia, tulus, bahkan penuh dengan nilai pengampunan. Perkataan ini begitu luar biasa bukan karena Tuhan Yesus yang mengucapkannya. Tetapi oleh karena seorang pribadi yang sedang terpaku dikayu salib dan yang baru saja mengalami banyak penderitaan, penganiayaan yang begitu luar biasa sadis dan tidak manusiawi.

Diawali dari penangkapan oleh ulah seorang penghianat di Taman Getsemani, tentara Romawi dengan bersenjata lengkap membawa dan menggiring Tuhan Yesus menghadap Kayafas, imam besar, ahli-ahli  Taurat dan tua-tua yang telah berkumpul dimahkamah agama guna mencari-cari  kesaksian palsu terhadap Tuhan Yesus supaya Ia dihukum mati. Ketidakadilan yang dialaminya tidak sampai disitu, mereka bahkan meludahi mukanya, meninjunya dan memukulnya. Tidak puas dengan tindakan mereka, kembali mereka menggiring Tuhan Yesus kehadapan Pontius Pilatus  sebagai wali negeri, dan kehadapan Raja Herodes. Hujan caci-maki, olok-olokan, hinaan pun dipertontonkan oleh mereka. Bahkan Pntius Pilatus; lewat algojo-algojonya memberikan hukuman cambuk kepadaNya. Cambuk yang dipergunakan bukanlah sembarang cambuk, namun berupa cambuk yang ujungnya diberi bulatan keras atau paku-paku kecil. Sehingga dapat dipastikan ketika ini dicambukkan  kepada korbannya, daging dan ototnya pun akan tercabik-cabik, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri dan pendarahan yang sangat hebat. Dengan kondisi seperti ini bias membuat tubuhnya semakin lemah, ditambah lagi semalaman Ia tidak tidur,  tidak makan maupun minum menambah daftar penderitaan Tuhan Yesus. Penderitaan itu semakin kompleks manakala Ia dipaksa berjalan kami sambil mengusung balok salin (Patibulum) yang beratnya lebih kurang 50 Kg meuju Golgota (bukit tengkorak). Dalan perjalanannya menuju bukit tengkorak, tidak jarang Tuhan Yesus terkapar ke tanah oleh karena beratnya beban yang Ia pikul. Sementara tubuhnya kian melemah, otot-ototnya kaku, tenaganya terkuras habis. Belum lagi sakitnya tendangan-tendangan serdadu Romawi yang dihujamkan kepadaNya. Sampai-sampai Ruhan Yesus seperti domba yang dibawa kepembantaian.

Sesampainya di golgota Ia pun dipaku ditiang salib. Kedua tangan dan kakinya dipakukan dengan paku yang panjangnya  lebih kurang 13-18 CM. ketika paku yang demikian panjang  ini ditancapkan di kedua telapak tangan dan kaki Tuhan Yesus, sudah dapat dipastilan nyeri yang amat sangat  terasa  disekujur tubuhnya. Dan darah segar pun  kembali mengalir. Sekujur tubuhnya  lemah, otot-ototnya  kian bertambah kaku, mulutnya bergetar menahan rasa perihnya penderitaan yang sedang dialami. Kendati demikian beratnya penderitaan itu, tidak ada kata-kata hujatan, caci-maki, apalagi yang namanya kutukan. Tuhan Yesus tidak meminta kepada BapaNya supaya pasukan bala sorgawi dikirimkan guna menghalau serdadu-serdadu Romawi. Tuhan Yesus tidak mempertontonkan, mendemonstrasikan kemahakuasaanNya, sehingga mereka yang menyaksikan penyaliban itu mempunyai rasa takut takut kepadaNya. Tidak, Tuhan Yesus tidak lakukan itu. Yang Tuhan Yesus lakukan dengan mulutnya yang gemetar itu adalah “Ya Bapa Ampunilah Mereka”. Sebuah kalimat yang bertolak belakang dengan akal sehat kebanyakan orang. Sebuah perkataan yang menjungkirbalikkan filosofi dunia yang berkata “kebencian harus dibalas dengan kebencian, kesakitan hati mesti dibalas dengan kesakitan hati, dendam harus dibayar dengan dendam, darah harus dibayar dengan darah.

“Ya Bapa ampunilah mereka”, suatu perkataan yang di dalamnya tercermin nilai kasih.  Kasih menjadi titik sentral hidup dan pelayanan Tuhan Yesus. Kasih menjadi jantung pelayananNya. Bagi Tuhan Yesus kasih tidak sekedar retorika belaka, kalimat yang dibungkus dengan keindahan kata-kata. Kasih bukan sekedar bahan perbincangan yang mengenakkan telinga.Tetapi kasih harus diwujudnyatakan dalam tindakan-tndakan nyata dan itulah yang sedang diperjuangkan oleh Tuhan Yesus, dan  klimaksnya terjadi di Kalvari. 

Salah satu perwujudan  dari kasih yang ditampilkan oleh Tuhan Yesus yakni pengampunan. Tuhan Yesus berkata “Ya Bapa ampunilah mereka”. Antara pengampunan dan kasih umpama dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kita tidak bisa katakana  saya mau “kasih” tetapi “pengampunan” tunggu dulu. Atau sebaliknya saya mu mengampuni tetapi tidak di dasarkan pada kasih, itu pun tidak ada faedahnya. mengampuni bukanlah sebuah opsi, artinya boleh dilakukan boleh tidak. Tetapi  mengampuni merupakan sebuah kewajiban/keharusan bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kasih yang diwujudnyatakan dalam pengampunan merupakan identitas diri dari setiap orang percaya. Hal itu berarti ketika kita berkata bahwa kita percaya kepada Tuhan Yesus, maka mengampuni wajib hukumnya. Mengampuni tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, tidak dibatasi oleh suka maupun duka. Kasih yang diwujudnyatakan  dalam pengampunan itu telah meruntuhkan: egoisme manusia, kebencian, dendam, meruntuhkan tembok-tembok perbedaan, dll.

Selanjutnya Tuhan Yesus berkata “Sebab mereka tidak tahu apa yang mereka  perbuat”.  Perkataan ini terasa janggal manakala kita tahu bahwa mereka yang menyiksa dan menyalibkan Tuhan Yesus adalah orang-orang dewasa, berpendidikan, rohaniawan, para pemangku jabatan antara lain: Kayafas, imam besar, ahli-ahli taurat, Tua-tua Yahudi, Pontius Pilatus, raja Herodes, bahkan tentara-tentara Romawi. Kalau demikian mengapa Tuhan Yesus berkata “Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat?”. Ya benarlah perkataan Tuhan Yesus, sebab dosa telah membutakan mata hati mereka, dosa telah memperbudak kehidupan mereka, manusia telah dijajah oleh dosa, dosa telah memperhamba mereka. Dosa telah menyelubungi mata rohani mereka, sehingga mereka tidak mengetahui lagi apa itu kebenaran, sehingga mereka merasa bangga ketika mereka melakukan kejahatan itu. Bahkan Rasul Paulus berkata “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah”.

Tuhan Yesus telah selesai melakukan misiNya didunia ini. Dia telah melahirkan nilai pengampunan di tengah-tengah dunia. Kita (orang-orang percaya) sebagai pemegang estapet dalam melanjutkan misiNya, masih mampukah kita berkata “Ya Bapa ampunilah mereka”. Hendaknya perkataan Tuhan Yesus ini juga menginspirasi kita untuk menularkan perkataan “Ya Bapa ampunilah mereka”. Bahkan menjadi bagian dalam hidup dan kehidupan kita amin..
Penulis : Pdm Joel Nababan, S.Th


Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan mengirimkan kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan mengirimkannya ke alamat email : [email protected].

Sumber : Pdm Joel Nababan, S.Th
Halaman :
1

Ikuti Kami