Jepang punya cara yang cukup unik untuk meningkatkan tingkat kelahiran di negara tersebut. Dilansir dari kantor berita Kyodo, pemerintah Jepang berencana mendukung penuh penyelenggaraan ajang perjodohan. Mengingat angka kelahiran yang semakin rendah setiap tahunnya di Negeri sakura tersebut.
Pada tahun 2020, Jepang diperkirakan akan menghadapi “situasi kritis”. Data terakhir menunjukkan jumlah penurunan angka kelahiran cukup drastis selama empat tahun belakangan.
Rekor terendah terjadi pada tahun 2014. Dibandingkan tahun sebelumnya, tingkat kelahiran anak turun hingga 9.000 kelahiran. Untuk menghadapi situasi ini, sebuah rancangan kebijakan dipersiapkan. Kabinet Jepang diharapkan akan menyetujui rencana tersebut sebelum akhir Maret mendatang.
Penurunan angka kelahiran ini, pasalnya berdampak negatif terhadap situasi ekonomi dan masyarakat di Jepang. Lebih dari sekedar mendukung perjodohan, pemerintah juga turut mengembangkan pembangunan akses perawatan anak yang gratis serta mendirikan pusat konseling di seluruh wilayah negaranya.
Sehingga semua masyarakat mendapat layanan peningkatan kesuburan. Melalui program ini, ditargetkan jumlah ayah yang mengambil cuti setelah kelahiran anak sebanyak 80% di tahun 2020 nanti. Fenomena penurunan angka kelahiran diperkirakan terjadi karena sejumlah alasan, diantaranya, tingginya biaya perawatan anak, banyak wanita yang bekerja, dan peningkatan jumlah masyarakat yang belum memiliki pasangan.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more