Jokowi: Diplomatik Brazil Tidak Lazim
Theresia Karo Karo Official Writer
Eksekusi mati warga Brasil Marco Archer Cardoso Moreira pada bulan Januari lalu masih menyisakan polemik antara pemerintah Indonesia dan Brasil. Ketegangan diplomatik ini berujung pada penolakan surat credential duta besar asal Indonesia dan ditariknya perwakilan di Jakarta oleh Brasil.
Presiden Joko Widodo sendiri menyatakan bahwa penolakan Presiden Brasil Dilma Rousseff merupakan tata karma tidak lazim. “Ya, kalau hal-hal seperti itu menurut saya sebuah tata krama yang tidak lazim,” ujarnya saat mengunjungi tempat pelelangan Ikan (TPI) di Banten kemarin (23/2).
Sehingga Presiden langsung mengeluarkan perintah kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menarik Duta Besar Indonesia Toto Riyanto di Brasil. “Hari Jumat sudah saya perintahkan untuk duta besar kita ditarik pulang. Itu perintah saya,” ungkap Presiden Jokowi.
Hingga saat ini, pemerintah belum menentukan apakah hal ini akan berujung pada pembekuan hubungan diplomatik dengan Brasil. Keterangan yang didapat dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa, untuk masalah ini, pemerintah tengah mengikuti arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Yakni melakukan peninjauan kembali hubungan bilateral dengan Brasil.
Dilansir dari CNN (24/2), Arrmanatha mengatakan bahwa, “Kita akan melakukan assesment, mencari apa untung dan ruginya terkait berbagai kerja sama dengan Brasil.” Dengan adanya peninjauan ini, maka akan diketahui kerjasama mana yang bisa ditingkatkan atau dikurangi.
Presiden Dilma Rousseff diketahui menunda secara mendadak penyerahan credential Duta Besar RI untuk Brasil kepada Toto. Hal ini terjadi pada saat Toto sudah berada di Istana Kepresidenan bersama dubes lainnya.
Sumber : CnnIndonesia/Kompas.com by tk
Halaman :
1