Jika Pasanganmu Alami Pelecehan Seksual Dimasa Kecilnya
Sumber: google

Marriage / 6 May 2014

Kalangan Sendiri

Jika Pasanganmu Alami Pelecehan Seksual Dimasa Kecilnya

Puji Astuti Official Writer
12457

Tidak banyak orang yang mau terbuka mengenai pengalaman pahit di masa lalunya. Hal itu menjadi sebuah pengalaman traumatis, dan menjadi sesuatu yang sensitif untuk disentuh, salah satunya adalah masalah pelecehan seksual. Pelecehan seksual yang dialaminya di masa lalu bahkan saat ia masih anak-anak pada akhirnya mempengaruhi prilaku dan hubungan dengan sesama atau bahkan pasangan hidup.

Pelecehan seksual mempengaruhi perkembangan emosional dan juga berdampak dalam hubungan, salah satunya dalam pernikahan. Mereka biasanya menunjukkan beberapa tanda ini :

- Kerentanan dalam rasa percaya.

Seseorang yang mengalami pelecehan seksual semasa kecil akan bertumbuh menjadi pribadi yang sulit percaya, terlebih jika pelaku pelecehan adalah orang yang ia kenal dekat dan juga ia sayangi. Hasilnya, pribadi ini akan sulit mempercayai pasangannya sekalipun ia sebenarnya ingin dan tahu siapa yang bisa dapat dipercaya.

- Kendali.

Karena saat mengalami pelecehan seksual ia merasa tidak berdaya, sebagai orang dewasa mereka akan merasa tidak aman, tidak berdaya dan juga menjadi orang yang tidak tegas. Namun disisi lain ia juga mencoba menjadi pribadi yang ingin mengendalikan segala sesuatu hingga masalah-masalah kecil agar merasa aman dan memiliki kendali.

- Keintiman.

Korban pelecehan seksual biasanya menjadi pribadi yang tertutup, takut orang lain mengetahui rahasianya dan terlalu malu dalam bersosialisasi. Dia membentuk dirinya bisa berprilaku seperti tidak pernah ada masalah, segala sesuatunya baik-baik saja, untuk menyembunyikan perasaan dan pemikirannya dari orang lain, bahkan dari dirinya sendiri. Hal ini pada akhirnya membuat dia tidak bisa membangun hubungan yang intim dengan orang lain atau bahkan pasangannya.

- Seksualitas

Mereka yang pernah mengalami pelecehan seksual tidak melihat seks sebagai ekspresi cinta, sebaliknya sumber rasa sakit. Dia bisa menjadi pribadi yang takut untuk berhubungan intim ataupun sebaliknya, menjadikan seks sebagai alat untuk mendapatkan kendali atau kasih sayang.
Karena masa lalunya itu, mereka akhirnya memiliki beberapa kepercayaan yang salah, contohnya adalah berikut ini :

- Kamu tidak bisa mempercayai orang yang seharusnya mengasihi dan melindungimu
- Perhatian dan kasih sayang hampir selalu diikuti kebutuhan untuk seks
- Kamu tidak memiliki kendali atas tubuhmu
- Kamu harus mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan dirimu
- Kamu tidak berarti
- Kamu berada dalam bahaya jika tidak memegang kendali penuh

Pertanyaannya, "Apakah pasangan saya yang pernah mengalami pelecehan seksual di masa kecilnya dapat dipulihkan?" Jawabannya adalah "YA!" Pasti, mereka bisa dipulihakan, asalkan dia menjalani terapi dan ditangani dengan baik.

Apa yang bisa saya lakukan untuk menolongnya?

Sebagai pasangan, keberadaan Anda disampingnya sangat dibutuhkan saat ia menjalani masa-masa terapi dan pemulihan. Kembali melihat pengalaman masa lalu yang menyakitkan bisa menjadi masa-masa yang sangat sulit bahkan ia bisa saja menjadi pribadi yang labil saat itu. Inilah yang bisa Anda lakukan untuknya :

- Percayalah pada pasangan Anda, dan berikan dukungan baginya.

- Jadilah pendengar yang baik. Jika pelaku adalah keluarga dekat, dia mungkin merasa sedih, marah dan kecewa. Dia mungkin ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan dan tidak berharap Anda menasihatinya panjang lebar. Ia ingin teman yang bisa dipercaya dan mau mendengarkan apa yang ia rasakan.

- Jadilah pendukungnya, namun jangan coba mengendalikannya. Ijinkan ia membuat keputusan-keputusan penting dalam hidupnya, tanpa pengaruh dari Anda. Buat ia merasa aman, dan tahu bahwa Anda memberikan dukungan penuh.

- Jaga hubungan tetap sehat. Dalam sebuah pernikahan yang sehat, kebutuhan masing-masing pribadi tetap harus dipenuhi, baik dengan pengalaman pelecehan di masa lalu ataupun tidak. Hal ini tetap menjadi prinsip mendasar yang harus dijaga.

- Diskusikan masalah aktivitas seksual dengannya. Dia mungkin menghindarinya atau meminta sementara waktu tidak melakukannya hingga ia bisa mengatasi traumanya. Hal ini tentunya harus didiskusikan sekalipun sulit, namun kondisi ini menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan rasa cinta Anda kepadanya selain dalam bentuk aktifitas seksual.

Sumber : Adaptasi dari ksacc.ca | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami