Pernah dengar Moena Fresh? Jika sudah, apakah anda tahu siapa pemiliknya? Pemiliknya adalah seorang mahasiswa lulusan IPB yang awalnya hanya menyalurkan hobinya. Dia adalah Made Donny, pencinta buah melon. Orang tuanya yang sudah mempersiapkan rumah untuk kuliah saat di IPB, namun dia memilih untuk “ kluyuran “ berpindah-pindah dari satu kos ke kos teman – temannya. Maka tidak heran banyak teman kampusnya atau sepermainannya mengira dia sudah tidak kuliah lagi karena kesibukannya berkebun melon di daerah Darmaga, Bogor. Namun Dony tidak pantang menyerah menghadapi isu tersebut.
Made adalah anak mantan Direktur Utama Surveyor Indonesia, I Nyoman Moena. Meskipun dia sibuk, namun dia tetap menjalankan kewajibannya sebagai mahasiwa, sampai akhirnya Made menyelesaikan studinnya di IPB. Ini merupakan pendekatan yang dilakukan Dony untuk meyakinkan teman- temannya dan dosennya bahwa ia benar- benar serius dan berkebun melon.
Dengan bermodalkan 4 juta rupiah tahun 1983 maka Dony memulai
usahanya. Daerah Jawa merupakan sasaran daerah utama yang dia inginkan
contohnya : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Lampung. Selama 10
tahun dari tahun 1983 – 1993, Dony sudah memiliki lebih dari 20 lokasi, dengan
luas 200 hektare. Dony mampu memasok maksimal 40 persen kebutuhan melon di
Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Tidak hanya sampai itu saja Tahun 1985
dia mulai menanam semangka tanpa biji di Banyuwangi dan Muntilan. Doni bekerjasama dengan para petani pada areal 100 hektare dan memasok 20 ton sampai 25 ton pe hari. Dengan tujuan membudidayakan buah-buahan, maka Dony membuka toko buah-buahan
yang diberikan nama UD Moena Fresh .
Setelah sukses dengan toko buah-buahan maka Dony membentuk PT Moena Putra Nusantara ( MPN) dimana bergerak sebagai supplier
perusahaan. Dengan langkah awal membeli
beberapa kios di Pasar Induk Jakarta dan Pasar Induk Caringin Bandung.
Sepertinya hasil kerja kerasnya membuahkan hasil yang sangat manjur. Usahanya ini dapat dikatakan termasuk ekspor buah lokal. Dony memiliki karyawan sekitar 150 karyawan yang tersebar di Jakarta, Bandung dan Denpasar. Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis moneter, begitu juga dengan usaha “Moena Fresh “. Hal ini terlihat dengan serbuan hypermart asing yang menggerogoti pasarnya. Dampaknya kegiatan di Bandung ditutup. Tanpa pantang menyerah maka dengan modal 30 persen digunakan untuk mempertahankan usahanya di Jakarta dan 70 % digunakan untuk usahanya di Bali. Sebagai seorang yang berasal dari suku Bali, Made merasa Bali merupakan peluang besar dalam usahanya karena selain suka mengkonsumsi buah, Bali juga sering mengadakan acara.
Kini Doni memiliki omset 4 miliar perbulannya dari 12 outlet “ Moena Fresh “ dengan memperkerjakan 250 karyawan. Selain usaha toko buah, dia juga mempunyai usaha supplier buah dengan nama usaha PT MPN dengan omset sekitar Rp 750 juta per bulan dengan jumlah 70 karyawan. Impian saya tidak sampai disini saja, saya juga menargetkan untuk menambah satu toko di setiap tahunnya. “Mudah-mudahan obsesi saya membuka outlet di Australia juga bisa segera terwujud” Kata pria yang memiliki penampilan sederhana ini dengan khas handuk yang selalu di lehernya.
Dengan hanya
bermodalkan “ kluyuran”, akhirnya Doni dapat mendirikan Moena Fresh. Cukup
mencengangkan bukan? Namun kisah Doni ini bisa menjadi motivasi bagi anda
yang ingin sukses di usia muda.
Sumber : moenafreshbali.com/by tiur