Seratus Ribu, Mau?
Sumber: wisbenbae.blogspot.com

Kata Alkitab / 3 December 2014

Kalangan Sendiri

Seratus Ribu, Mau?

Tiurma Ida Purba Official Writer
6336

Natal sudah tiba, Boy bergegas untuk pergi ke gereja. Malam itu sungguh dingin, namun Boy tetap bersemangat merayakan Natal. Sesampainya di gereja, Boy pun duduk di bangku baris kedua. Tiba waktunya firman, pendeta berkotbah tentang kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Namun, di tengah pertengahan kotbah, pendeta itu memberikan perumpamaan.

“ Saudara-saudara saya mempunyai uang kertas seratus ribu. Ada yang mau ? “ Kata pendeta kepada jemaatnya.

Mendengar hal itu, jemaat bersorak “ Mau …”. Pendeta pun menyambut sorakan jemaat dengan berkata, “ Jika, uang ini saya remukkan di tangan saya, masih ada yang mau?”. Dengan sorakan yang lebih keras, jemaat pun bersorak “Mau..”. Namun,pendeta itu pun melanjutkan perumpamaan tersebut “ Jika, uang ini saya injak, lalu saya ludahi, masih ada yang mau?” Terdengar jemaat bersorak sangat kencang, “ Mau, Saya Mau ….”. Pendeta pun heran dan berkata, “ Saya heran mengapa saudara-saudara tetap menginginkan uang ini walaupun saya sudah meremukkannya, menginjaknya, bahkan meludahinya? Alasannya pasti karena anda membutuhkan uang ini, bukan?”.

Mendengar penjelasan pendeta, maka jemaat pun mulai heran, dan berpikir apa sebenernya arti perumpamaan itu. “ Sama seperti Tuhan yang sangat mencintai saudara semua. Walaupun saudara sudah sangat berdosa, sudah tak berharga, bahkan anda berada pada posisi yang terbawah, tapi Tuhan tetap membutuhkan dan mencintai anda.  Saudara akan menerima uang ini, lalu anda membetulkan uang ini sehingga dapat halus lagi dan dipakai untuk membeli sesuatu yang berharga. Ketika Tuhan menciptkan saya dan saudara, dan saat kita jatuh ke dalam dosa, Dia tetap menerima kita apa adanya. Dia menebus kita di kayu salib dan membayarnya dengan darahNya. Kiranya saudara paham dengan arti perumpamaan ini. Bahwa anda begitu sangat berharga ( Baca : Hanya Anugerah). Jangan pernah rendah diri, karena rendah diri adalah kesombongan yang terpendam dan tidak menghargai penciptaNya. Mari hargai Tuhan sebagai pencipta kita, dan percayalah saudara berharga di mata Tuhan”, jelas pendeta sambil menutup kotbahnya.

Suasana begitu hening dan mengharukan. Jemaat seakan begitu mencerna apa arti perumpamaan yang dikatakan pendeta itu. Boy pun seketika meneteskan air mata. Hatinya pun tersentuh oleh arti perumpamaan itu. Suasana natal menjadi sangat bermakna kala itu.

Kisah ini hanyalah salah satu dari seribu cerita inspiratif di dunia. Ketika kehidupan anda sudah di ujung jurang, anda bingung mau melakukan apa? Seakan tidak ada jalan keluar. Hidup anda begitu hancur dan merasa sangat tidak berharga. Hanya ada dua yang dapat anda lakukan, anda jatuh, dan Tuhan menangkap anda. Atau anda terbang bersamaNya. Semoga setelah membaca perumpamaan ini, anda menjadi pribadi yang semakin dimurnikan. Seperti sebuah bejana yang dipecahkan dan dibentuk lagi. Ketika anda melewati proses yang begitu berat, sesungguhnya anda semakin mendekati kesuksesan.

Jangan menyerah pada keadaan. Percayalah pada sang pencipta, Dia membuat anda begitu berharga di mataNya. 

Sumber : berbagai sumber/by tiur
Halaman :
1

Ikuti Kami