Kisah kali ini
datang dari pendiri Honda. Sang pembuat merek terkenal itu bukannya tidak
pernah gagal tetapi kegagalanlah yang membuatnya sukses. Pemilik Honda itu
adalah Soichiro Honda. Jadi Honda yang selama ini kita kenal adalah merek
transportasi, tidak lain adalah dari nama seseorang. Semasa kecilnya, ia tak termasuk murid yang
pintar. Duduknya selalu di belakang dan takut pada guru. Siapa sangka dia bukan
lulusan insinyur. Tapi kecintaannya pada mesin jangan di tanya. Ayahnya
mewarisi bakat mulia itu, diantaranya membuka bengkel reparasi pertanian, di
dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah.
Soichiro Honda
meninggal pada usia 84 tahun, ia menderita lever setelah dirawat di RS
Juntendo. Merintis usaha Honda bukan sebuah mimpi besar yang dicapai dengan
cara yang mudah. Soichiro Honda adalah orang yang tidak mudah menyerah dengan
keadaan. Walaupun pernah gagal, jatuh sakit dan kehabisan uang, namun ia terus
meraih mimpinya sampai menjadi kenyataan. “ Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya
tidak bersedih, karena dunia saya di sekitar mesin, motor dan sepeda” ungkap
Soichiro. Mimpi baginya adalah sebuah hal yang harus di capai, apapun
tantangannya. Tantangannya adalah proses. Kalau ingin mencapai kesuksesan yang
harus melalui proses.
Dia dilahirkan
di kawasan dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah. Dulu, ayahnya suka
memberi catut ( kakak tua) untuk mencabut paku. Dia memang unik. Keunikan ini
memang dimilikinya sejak usianya 8 tahun. Dia rela berjam-jam duduk
menghabiskan waktu di tempat penggilingan padi dan melihat mesin diesel yang
menjadi motor penggeraknya. Pernah suatu kali, dia melakukan hal yang tidak
biasanya dilakukan oleh anak-anak seusianya. Soichiro Honda nekad bersepeda
sejauh 10 mil hanya untuk menyaksikan pesawat terbang.
Di usia 12
tahun, dia sudah bisa menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.
Namun Soichiro sadar dia terlahir dari keluarga miskin, fisiknya pun tidak
tampan. Dia termasuk orang yang minder atau rendah diri. Pada usia 15 tahun,
dia pindah ke kota untuk bekerja di Hart Shokai Company. Honda sangat cekatan
terhadap mesin dan kerjanya selalu teliti dan cepat. Bosnya, Saka Kibara
memberikan kepercayaan untuk memimpin Kantor cabang di Hamamatsu. Honda pun
menerimanya dengan sukacita. Padahal usianya saat itu masih terbilang sangat
muda yaitu 21 tahun.
Pekerjaannya di
Hamamatsu terbilang sangat baik, kerjanya cepat dan memuaskan. Pada usia 30
tahun, Honda sudah menandatangani patennya pertama. Dia berhasil membuat sebuah
fenomena. Zaman itu, jari-jari mobil masih terbuat dari kayu dan dia menyadari
bahwa itu tidak baik untuk kepentingan meredam. Akhirnya dia memiliki gagasan
untuk menggantikan ruji-ruji dengan logam. Ruji-ruji logam buatannya laku keras
bahkan di ekspor ke seluruh dunia.
Pada tahun 1947,
setelah perang dunia, Jepang kekurangan
bensin. Kondisi Jepang sangat porak-poranda. Saat itu Honda mengalami kegagalan
karena krisis moneter. Padahal dia ingin menjual mobilnya untuk membeli makanan
bagi keluarganya. Namun, mobilnya tidak terjual. Dalam keadaan yang begitu
sulit, dia kembali berjuang dengan sepeda pancalnya sampai memasang motor kecil
pada sepeda itu. Ciptaannya itu mengundang banyak sekali minat. Akhirnya dia
memproduksi sepeda bermotor itu. Honda pun mendirikan pabrik dan sampai saat
ini merek Honda memiliki kualitas kelas dunia. Sebelum meninggal dia sempat
mengatakan bahwa, “ Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi
mereka tidak melihat 99 persen kegagalan saya” tuturnya. Ia memberikan petuah,”
Ketika anda mengalami kegagalan, maka segeralah mulai kembali bermimpi. Maka
segeralah mulai kembali bermimpi. Dan mimpikanlah mimpi baru”ungkapnya.
Cerita ini hanya
satu dari ribuan cerita orang-orang sukses di dunia. Mari buat cerita anda pun
menjadi inspirasi bagi orang lain.