Menikah Menghambat Karier
Sumber: urbanwomen.com

Career / 19 November 2014

Kalangan Sendiri

Menikah Menghambat Karier

Tiurma Ida Purba Official Writer
6620

Pilih mana, wanita karier atau ibu rumah tangga? Pekerjaan adalah segalanya  bagi wanita karier. Terbiasa dengan pekerjaan dan penghasilan sendiri, apalagi penghasilan yang cukup besar. Cukup sulit untuk melepasnya memang. Namun dalam hidup tetap harus memilih. Setiap pilihan mengandung nilai resiko yang berbeda-beda. 

Nah, apakah pernikahan menghambat untuk menikah? Dasarnya untuk menjawab pertanyaan ini adalah kita harus mengetahui dahulu apa yang dibutuhkan oleh wanita pada umumnya. Uang, seks atau teknologi. Penelitian ini dilakukan oleh Flesihman Hillard dan Hearst Magazine yang menunjukkan uang masih menjadi sesuatu yang sangat penting, berada diatas seks dan teknologi. Setidaknya 80% wanita menyepakati hal ini. Pasalnya, uang dianggap dapat memberikan masa depan yang terjamin bagi keluarga.  Survei ini melibatkan 4.300 responden wanita dari Inggris, Brasil, Tiongkok dan Amerika Serikat mengeksplorasi mengenai kebutuhan utama wanita pada era modern.

Hasilnya adalah 68% wanita Inggris menyatakan bahwa mereka lebih memilih memiliki tidur malam yang nyenyak ketimbang bercinta. Pernyataan ini juga dilontarkan oleh 60% responden Amerika Serikat dan 70% wanita Tiongkok. Lalu, 38% wanita Brasil lebih pilih bercinta dibandingkan tidur nyenyak.  Kesuksesan bagi para wanita adalah sangat sederhana yakni, finansial stabil, keluarga dan kebahagiaan. Sesungguhnya menikah tidak akan menghambat karier. Karena keluarga adalah salah satu ukuran wanita dalam mencapai kesuksesan.

Jadi, kalau tidak menghambat apakah wanita karier masih boleh bekerja setelah menikah?. Jawabannya ya boleh saja, asalkan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini :

1. Mengurus anak

 Dalam hal mengurus anak, pasangan suami istri tidak boleh menyerahkan sepenuhnya kepada pembantu rumah tangga. Karena, banyak hal-hal yang tidak seharusnya terjadi terhadap seorang anak. Misalkan saja: karena pembantu kesal, maka anak dipukul dengan meninggalkan bekas di badannya. Sementara anak tidak berani memberitahu kepada orang tuanya. Melihat kejadian di televisi sekarang ini, orangtua maka harus lebih berhati-hati dalam memilih pembantu rumah tangga. Sebaiknya diambil dari lembaga yang resmi, agar lebih aman. Namun, apabila pasangan suami istri bekerja maka lebih baik dititipkan kepada sanak keluarga yang dapat menjaganya. Mungkin ini alternatif yang jauh lebih aman.

 

2. Mengurus suami

Terkadang tugas istri mengurus suami seringkali di abaikan, karena istri bekerja. Kewajiban seorang istri dalam mengurus keluarga wajib dilakukan. Resiko waktu sedikit di rumah bagi wanita karir harus sepenuhnya diterima dengan lapang dada. Sebaiknya istri perlu belajar dalam membagi waktu dalam bekerja, mengurus anak dan suami.


3. Memasak di rumah

Walaupun pasangan suami istri bekerja, bukan berarti menghambur-hamburkan pantas untuk dilakukan. Sebaiknya memasak di pagi hari dilakukan, bila perlu membawa bekal untuk siang hari di kantor. Pasangan suami istri harus menghemat dan menabung untuk pendidikan anak. Pendidikan anak adalah sesuatu yang perlu di perjuangkan. 


4. Komunikasi

Point yang paling penting adalah komunikasi dengan suami dan anak. Sebaiknya orangtua dapat menanyakan kondisi anak dengan menggunakan telepon, namun tidak boleh dengan instruksi. Seperti bertanya sudah pulang sekolah, jangan lupa makan, tidur dan kerjakan pr. Bagi anak ini sangat membosankan. Namun cobalah menjadi orang tua yang lebih bersahabat, berbicara seperti teman.

Namun, bagi sebagian orang, menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkatakan. Salah satu lembaga riset di Inggris mengatakan bahwa ibu rumah tangga lebih merasakan hidupnya berharga dan berbahagia ketimbang para wanita karier. Lembaga ini menyatakan, para ibu rumah tangga tidak akan pernah merasakan bosan, frustasi, atau mengalami perasaan tak berharga.

Riset ini mengungkapkan bahwa para ibu rumah tangga merasa mampu memberikan makna pada kehidupan mereka lebih dalam. Bahkan, mereka mematok angka 8 dari 10. Bandingkan dengan skor 7,8 meraka yang bekerja. Para ibu rumah tangga ini menyatakan bahwa mereka lebih bahagia ketimbang mereka yang lajang atau bercerai seperti yang di lansir situs mailonline. Jadi, setelah menikah mau pilih menjadi wanita karier atau ibu rumah tangga, ya boleh saja. Namun tetap harus dirundingkan dengan suami dan anak. Selamat menikah para calon ibu di Indonesia. 


Sumber : republika.co.id/female.kompas.com/by tiur
Halaman :
1

Ikuti Kami