Pilih mana, wanita karier atau ibu rumah tangga? Pekerjaan adalah segalanya bagi wanita karier. Terbiasa dengan pekerjaan dan penghasilan sendiri, apalagi penghasilan yang cukup besar. Cukup sulit untuk melepasnya memang. Namun dalam hidup tetap harus memilih. Setiap pilihan mengandung nilai resiko yang berbeda-beda.
Nah, apakah pernikahan menghambat
untuk menikah? Dasarnya untuk menjawab
pertanyaan ini adalah kita harus mengetahui dahulu apa yang dibutuhkan oleh
wanita pada umumnya. Uang, seks atau teknologi. Penelitian ini dilakukan oleh
Flesihman Hillard dan Hearst Magazine yang menunjukkan uang masih menjadi
sesuatu yang sangat penting, berada diatas seks dan teknologi. Setidaknya 80%
wanita menyepakati hal ini. Pasalnya, uang dianggap dapat memberikan masa depan
yang terjamin bagi keluarga. Survei ini
melibatkan 4.300 responden wanita dari Inggris, Brasil, Tiongkok dan Amerika
Serikat mengeksplorasi mengenai kebutuhan utama wanita pada era modern.
Hasilnya adalah 68% wanita Inggris
menyatakan bahwa mereka lebih memilih memiliki tidur malam yang nyenyak
ketimbang bercinta. Pernyataan ini juga dilontarkan oleh 60% responden Amerika
Serikat dan 70% wanita Tiongkok. Lalu, 38% wanita Brasil lebih pilih bercinta
dibandingkan tidur nyenyak. Kesuksesan
bagi para wanita adalah sangat sederhana yakni, finansial stabil, keluarga dan
kebahagiaan. Sesungguhnya menikah tidak akan menghambat karier. Karena keluarga
adalah salah satu ukuran wanita dalam mencapai kesuksesan.
Jadi, kalau tidak menghambat apakah
wanita karier masih boleh bekerja setelah menikah?. Jawabannya ya boleh saja,
asalkan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini :
1. Mengurus
anak
2. Mengurus suami
Terkadang tugas istri mengurus suami seringkali di abaikan, karena istri bekerja. Kewajiban seorang istri dalam mengurus keluarga wajib dilakukan. Resiko waktu sedikit di rumah bagi wanita karir harus sepenuhnya diterima dengan lapang dada. Sebaiknya istri perlu belajar dalam membagi waktu dalam bekerja, mengurus anak dan suami.
3. Memasak
di rumah
Walaupun pasangan suami istri bekerja, bukan berarti menghambur-hamburkan pantas untuk dilakukan. Sebaiknya memasak di pagi hari dilakukan, bila perlu membawa bekal untuk siang hari di kantor. Pasangan suami istri harus menghemat dan menabung untuk pendidikan anak. Pendidikan anak adalah sesuatu yang perlu di perjuangkan.
4. Komunikasi
Point yang
paling penting adalah komunikasi dengan suami dan anak. Sebaiknya orangtua
dapat menanyakan kondisi anak dengan menggunakan telepon, namun tidak boleh
dengan instruksi. Seperti bertanya sudah pulang sekolah, jangan lupa makan,
tidur dan kerjakan pr. Bagi anak ini sangat membosankan. Namun cobalah menjadi
orang tua yang lebih bersahabat, berbicara seperti teman.
Namun, bagi sebagian orang, menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkatakan. Salah satu lembaga riset di Inggris mengatakan bahwa ibu rumah tangga lebih merasakan hidupnya berharga dan berbahagia ketimbang para wanita karier. Lembaga ini menyatakan, para ibu rumah tangga tidak akan pernah merasakan bosan, frustasi, atau mengalami perasaan tak berharga.
Riset ini mengungkapkan bahwa para
ibu rumah tangga merasa mampu memberikan makna pada kehidupan mereka lebih
dalam. Bahkan, mereka mematok angka 8 dari 10. Bandingkan dengan skor 7,8
meraka yang bekerja. Para ibu rumah tangga ini menyatakan bahwa mereka lebih
bahagia ketimbang mereka yang lajang atau bercerai seperti yang di lansir situs
mailonline. Jadi, setelah menikah mau pilih menjadi wanita karier atau ibu
rumah tangga, ya boleh saja. Namun tetap harus dirundingkan dengan suami dan anak. Selamat menikah para calon ibu di Indonesia.