Sumber: Thinkstockphotos.com
Berawal Dari Kesalahan Kecil
Theresia Karo Karo Official Writer
Satu waktu, seorang pemuda berseragam Angkatan Laut dengan tampang yang terlihat lelah dan cemas mendatangi sebuah rumah sakit. Tidak lama, dirinya dihampiri oleh seorang perawat yang menariknya dan langsung mengantarkannya ke sebuah kamar perawatan di mana seorang pria tua terbaring lemah akibat serangan jantung beberapa waktu sebelumnya.
Sesampainya di sana, perawat tersebut berkata, “Putra anda telah tiba,” kepada pria tua tersebut. Tidak hanya sekali, tetapi perawat tersebut harus mengulangi ucapannya hingga pasien tersebut membuka matanya. Dengan lemah, bapak tua itu membuka matanya dan melihat pemuda berseragam AL di dekatnya, dia meraih tangan pemuda tersebut. Kemudian, pemuda itu memegang erat jemari bapak yang terbaring dengan penuh cinta dan kasih.
Tidak lama kemudian, perawat membawakan sebuah kursi sehingga pemuda tersebut dapat duduk dan menemani pasien itu. Sepanjang malam pemuda itu duduk di bilik yang bercahaya remang, dengan tetap menggenggam erat tangan bapak tua, sambil sesekali mengucapkan kata cinta dan dukungan.
Untuk mengkontrol keadaan bapak tua tersebut, beberapa kali perawat datang dan menghampiri keduanya. Melihat pemuda yang terus terjaga, perawat yang bertugas menyarankan pemuda tersebut untuk beristirahat. Namun, pemuda berseragam itu dengan halus menolaknya.
Sepanjang malam, perawat mendengar kata-kata lembut dan harapan dari pemuda untuk bapak tua tersebut. Meskipun keadaannya sudah semakin melemah dan berjuang antara hidup dan mati, bapak tua tersebut tidak melepaskan genggaman tangan putranya sepanjang malam.
Matahari semakin meninggi dan pria tua tersebut akhirnya beristirahat dengan tenang. Itulah saat pemuda tersebut melepaskan genggamannya dan pergi memberi tahu perawat. Perawat datang dan melakukan apa yang menjadi tugasnya. Tidak lupa juga ia kembali ke pemuda berseragam tersebut dan mengucapkan belasungkawanya. Tidak disangka, pemuda tersebut malah bertanya siapa pria tua tersebut?
Kaget, perawat tersebut menjawab dengan bingung. “dia ayah Anda.” Pemuda tersebut kemudian mengatakan, “Bukan, saya belum pernah melihatnya seumur hidup saya.” Lalu perawat tersebut menanyakan, kenapa pemuda itu tidak mengatakan apapun saat dia mengantarkannya ke bapak tua yang sedang sakit?
Pemuda tersebut kemudian mengatakan, “Saya tahu ada kesalahan, tetapi saya juga tahu dia membutuhkan putranya, dan putranya tidak di sini. Ketika saya menyadari dia terlalu sakit untuk mengenali apakah saya putranya atau bukan, saya tahu dia sangat membutuhkan saya. Saya datang ke sini tadi malam untuk mencari Bapak William Grey. Putranya terbunuh pada pertempuran kemarin, dan saya dikirim untuk memberi kabar padanya. Dan siapa nama pria tua itu?” Terkejut, sang perawat dengan air matanya menjawab bahwa itu adalah Bapak William Grey, orang yang dicari pemuda berseragam itu.
Kisah yang dilansir dari city-data.com ini memang belum tentu kebenarannya. Tetapi kisah ini menjadi pembelajaran bagi kita, bagaimana sedikit perhatian dan kasih mampu menjadi penolong bagi orang lain. Bukan kewajiban atau kesalahan, bila anda tidak membantu orang lain. Bukan kesalahan pemuda berseragam itu, bila ia menolak menemani pria tua yang tidak dikenalnya. Tetapi kelembutan hati dan uluran tangannya bersedia membantu bapak tua dan menemaninya hingga dia menghembuskan nafas terakhirnya. Alangkah indahnya dunia, bila kita bersedia mengulurkan tangan dan menolong orang lain. Dengan kata lain anda juga adalah orang yang dipakai Tuhan untuk menolong orang lain dengan ikhlas.
Sumber : Vemale/Jawaban.com by tk
Halaman :
1