Ternyata melalui karya yang telah dibuat oleh anak, kita lebih bisa mengenal anak. Mungkin untuk kita hal itu sangat aneh, karena seringkali anak membuat sesuatu tanpa dia memikirkan atau asal-asalan saja. Bagaimana kita bisa memahami hal ini?
Apa yang bisa kita ketahui dari gambar yang dibuat anak ?
Kita tidak melihat gambar yang dibuat oleh anak ini, menurut nilai artistik, sebagaimana kita orang dewasa. Tapi apa yang dia gambarkan itu menunjukkan isi hatinya. Jadi seandainya kita mengatakan, "Coba kamu gambarkan tentang dirimu sendiri," kemudian dia menggambarkan dirinya sendiri, misalkan :
Tidak semua anak suka menggambar, maka kita bisa menggunakan alat-alat seperti :
Jadi kita harus selalu bertanya "Apa artinya itu?" kita tidak bisa mengetahui isi hati anak, sehingga anaklah yang harus mengungkapkan isi hatinya dan dari situlah kita tahu apa yang sedang anak rasakan. Maka kita harus lebih aktif bertanya.
Tuhan Yesus sering menggunakan cerita sebagai sarana untuk menyampaikan ajaranNya. Kita juga bisa menggunakan cerita untuk mendekatkan diri dengan anak. Oleh sebab itu orang tua perlu belajar bercerita. Seringkali kita beranggapan bahwa kita orang tua sulit untuk bercerita karena tidak mempunyai pengalaman bercerita. Maka kita bisa menggunakan buku penuntun karena dengan menggunakan buku, anak-anak akan lebih bisa mengingatnya karena di dalam buku itu ada gambar-gambar yang bisa dilihatnya. Kalau orang tua tidak menggunakan buku, maka orang tua harus lebih lebih kreatif dalam menyampaikan cerita.
Firman Tuhan :
Markus 10:14, "Sabda Tuhan Yesus, 'Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah'." Maksudnya adalah bahwa Yesus ini sangat senang kalau anak-anak datang kepada Yesus dan kalau anak-anak datang kepada Yesus itu bukan sesuatu yang merepotkan.
by. Pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo