Piala Dunia 2014 yang saya saksikan selama satu bulan ini sungguh memberi saya banyak masukan yang berharga untuk diri sendiri. Lewat aksi yang ditunjukkan oleh para pesepakbola handal di setiap negara, saya justru semakin mengerti konsep “menang tanpa merendahkan” yang pernah ditulis oleh salah seorang motivator ternama di Indonesia.
Salah satu peristiwa di Piala Dunia 2014 yang membuat pikiran saya justru semakin terbuka akan konsep “menang tanpa merendahkan” adalah ketika sejumlah pemain tim nasional Jerman menghampiri para pemain tim nasional Brasil yang dikalahkannya hari itu dan mengangkat moral mereka.
Permainan apalagi kompetisi memang harus ada pemenang dan kalah. Namun, itu hanya satu hal. Lainnya, permainan apalagi kompetisi berbicara mengenai menghargai pihak lain dan sportivitas. Sebagai pihak yang menang haruslah selalu memberi suport kepada yang kalah, sebaliknya yang kalah pun harus berbesar hati memberi selamat. Dengan kondisi itu maka pihak yang menang tak akan terpelesat ke dalam “lubang” kesombongan. Sementara yang kalah pun tak akan terpuruk dalam kesedihan mendalam.
Menang tanpa merendahkan, atau kalah tanpa merasa rendah, merupakan sebuah bagian keseimbangan yang menjaga langkah dalam kehidupan. Predikat "menang" dan "kalah", hanya sebutan. Yang jauh lebih penting adalah proses di mana kita berjuang, bekerja, mengeluarkan segenap kekuatan untuk terus maju dan berkarya. Dengan keyakinan itu, setiap karya akan selalu punya makna dan setiap orang akan berada dalam harmonisasi kehidupan.
Sumber : andriewongso.com / bm