Pernahkah Anda melihat bagaimana gajah yang besar mengangkat sebatang kayu besar, namun di saat lain dia bisa disuruh untuk manaruh kakinya di atas tubuh manusia tanpa melukai orang itu? Atraksi ini sering kita saksikan di sirkus atau kebun binatang. Gajah adalah salah satu binatang yang memiliki kekuatan yang luar biasa, dan jika dia masih liar dan mengamuk bisa membahayakan nyawa manusia, namun jika dia sudah dijinakkan, ia bisa melakukan banyak hal yang luar biasa.
Dalam bahasa Yunani kata lemah lembut bisa dihubungkan dengan kata "praos" atau "praus", yang menggambarkan kualitas seekor binatang yang dijinakkan dan terlatih dengan baik seperti seekor gajah atau kuda yang terlatih. Jadi kata lemah lembut bisa diartikan jinak, mudah diajar, dan responsif, namun selain itu juga bisa diartikan rendah hati, lembut dan sopan.
Lemah lembut adalah salah satu karakter penting yang Tuhan inginkan menjadi bagian hidup hidup kita, seperti saat Yesus berkata, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." (Matius 11:29). Lemah lembut menggambarkan kekuatan yang sejati, dimana seseorang memiliki penguasaan diri penuh, percaya diri namun cukup rendah hati untuk tidak jatuh dalam arogansi.
Teladan yang tepat untuk kelemahlembutan sudah Yesus katakan dan tunjukkan sendiri, yaitu diri-Nya. Berikut adalah kualitas seseorang yang lemah lembut :
1. Mempercayai Tuhan sepenuhnya
Seperti seekor kuda yang dijinakkan, dia harus ditundukkan dan dikendalikan dengan kekang. Kuda itu harus merasa aman dan percaya kepada orang yang mengendalikan kekang itu. Demikian juga dengan kita, jika kita tidak bisa mempercayai Allah sepenuhnya dan merasa aman di dalamnya, kita tidak bisa hidup dalam kelemahlembutan, karena kita merasa tidak tenang. Untuk mengijinkan Tuhan menaruh kuk dalam hidup hidup kita, kita harus belajar percaya bahwa kuk yang ia berikan tidak ditujukan untuk menyakiti kita atau membuat kita menderita. Sebaliknya, kuk itu adalah cara Allah mengajar kita untuk belajar hidup dengan cara-Nya bukan cara kita sendiri.
2. Mudah di ajar
Orang yang lemah lembut memiliki kerendahan hati untuk mengakui dirinya salah dan mau belajar dari kesalahannya. Kita bisa melihat dua teladan tokoh Alkitab dalam hal ini, satu yang jelas dituliskan di Alkitab : " Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." (Bilangan 12:3) dan Daud, yang walaupun tidak dituliskan sejelas itu namun menunjukkan kualitas mau diajar ini saat ia ditegur oleh Nabi Natan dan kemudian bertobat (2 Samuel 12).
3. Memiliki pengendalian diri
Musa adalah contoh bagaimana kehilangan pengendalian diri harus dibayar dengan sangat mahal, yaitu saat ia reaktif membunuh seorang Mesir. Tindakan emosional yang tanpa dipikirkan terlebih dahulu seringkali berakhir dengan penyesalan. Itu sebabnya kitab Amsal menyatakan : "orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32b). Pengendalian diri dimulai dari dalam diri, menguasai hati, pikiran baru terwujud dalam pengasaan perkataan dan tindakan.
Dari tiga kualitas di atas, semua itu tidak bisa kita bangun dengan kekuatan kita sendiri, dalam hal ini kita butuh campur tangan Roh Kudus untuk membantu kita menjadi pribadi yang lemah lembuh dan rendah hati. Sama seperti ranting yang menempel kepada pokok anggur, demikian juga kita jika ingin memiliki karakter Ilahi harus melekat kepada Tuhan sehingga karakter lemah lembut itu muncul dengan alami dalam hidup kita.