Paus Fransiskus yang datang ke daerah Israel menyatakan bahwa dia datang dengan tujuan utama untuk menandai ulang tahun ke-50 dari pertemuan di Yerusalem antara Paus Paulus VI dan Patriark Ekumenis Athenagoras Konstantinopel. Namun pada akhirnya, kedatangannya dengan misi perdamaian itu menghubungkan kembali semua pihak yang dulunya bertikai bahkan selama berabad-abad.
Katolik – Ortodoks
Banyak pengamat yang menilai bahwa langkah Paus dan pemimpin spiritual Kristen Ortodoks berdoa bersama sebagai langkah menuju penyembuhan perpecahan yang telah berlangsung berabad-abad lamanya. Mereka saling memeluk satu sama lain di halaman batu di luar Gereja abad ke-12 dari Makam Suci dan bersama-sama mengucapkan doa Bapa Kami. Kedua agama ini percaya bahwa Yesus disalibkan, dikuburkan, dan dibangkitkan menjadi simbol semangat rujukan keduanya.
Israel – Palestina
Fransiskus mengeluarkan pernyataan mengejutkan dengan menyampaikan undangan bersama setelah mendarat di Betlehem dan menganggukkan kepala secara simbolis untuk aspirasi Palestina sebagai negara sendiri. Dia juga berdoa di tembok pemisah Israel yang mengelilingi kota Tepi Barat namun juga mengenakan jilbab hitam dan putih kotak-kotak yang merupakan simbol dari perjuangan Palestina.
Pada akhir misa di alun-alun Betlehem Manger Square, Paus mengundang Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Shimon Peres untuk berdoa bersamanya untuk perdamaian. “Saya menawarkan rumah saya di Vatikan sebagai tempat untuk pertemuan doa.” Kantor presiden Israel dan Palestina dengan cepat menegaskan bahwa mereka telah menerima undangan dan akan hadir pada pertemuan yang berlangsung Juni mendatang.
Kristen – Yahudi - Islam
Senin (26/5/2014) kemarin, Paus mendatangi kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Saat memasuki Dome of the Rock (Kubah Batu), Paus menunjukkan hormat dengan mencopot sepatunya. Paus kemudian masuk ke dalam kubah beratap emas yang menaungi formasi batu tempat Nabi Muhammad diyakini naik ke surga dalam peristiwa Isra Miraj tersebut. Pada momen tersebut, Paus menyerukan agar umat Kristen, Yahudi, dan Muslim agar bekerjasama menciptakan perdamaian. “Semoga kita bekerja sama untuk keadilan dan perdamaian, serta tidak mengatasnamakan Tuhan untuk melakukan kekerasan,” ujarnya.
Paus juga mendesak agar akses ke situs-situs suci di Yerusalem dibuka dengan bebas untuk semua umat beragama yang memang dianggap suci oleh umat Kristen, Yahudi, dan Islam tersebut. Seperti diketahui, kompleks Masjid Al Aqsa juga diakui pengikut Yahudi sebagai lokasi Temple Mount, kuil kuno atau sinagog pertama yang digunakan untuk beribadah bagi kaum Yahudi. Tempat ini menjadi jantung sengketa antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya.
Baca juga :
Tips Pintar Cari Modal Awal Untuk Usaha
Berbagai Tantangan yang Bikin Hubungan Tambah Lengket
5 Kebutuhan Manusia yang Harus Dipenuhi
Saya Mengerti Bagaimana Caranya
3 Printer dengan Mobilitas Tinggi
Sumber : jaringnews.com-jpnn.com by lois ho/jawaban.com