Hadiah atau Reward
Bagaimana bisa kita menyampaikan aturan-aturan dan menghukum anak tanpa menimbulkan tawar hati, luka hati dan kekecewaan dalam hati anak atau anak didik kita? Bisa, jawabannya adalah melakukan pujian atau ‘rewards’, inilah unsur ketiga dalam mendidik anak.
Lihatlah ke pusat-pusat terapi anak, baik anak terlambat bicara, terlambat berjalan, anak terbelakang, anak autis dan terapi untuk meningkatkan IQ, maka ‘rewards’ ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelatihan yang diberikan.
Pergilah studi banding ke luar negeri atau sekolah international yang ada di Jakarta, maka para pendidik sangat royal memberikan ‘rewards’ kepada anak didiknya, walaupun itu ‘hanya’ berupa ‘ thank you’, ucapan ‘good’, ‘excellent’ setiap kali anak didiknya melakukan sesuatu.
Fungsi dan Tujuan Hadiah / ‘Reward’
Hadiah / ‘rewards’ memberikan penerimaan, merupakan apresiasi atau penghargaan, memotivasi orang melakukan hal yang sama sekali lagi, serta membangun hubungan pribadi. Hadiah membalut hati yang terluka karena hukuman dan memecahkan kekakuan karena aturan-aturan yang dibuat. Hadiah kita berikan ketika anak melakukan aturan/ ajaran kita.
Jika mereka tidak melakukan kita menghukumnya, sebaliknya jika mereka melakukan kita tidak boleh menyepelekan begitu saja. Hadiah merupakan bentuk perhatian dan perwujudan kasih yang nyata yang akan dirasakan oleh anak kita.
>>>>
by. Ir. Jator Wijanarko