DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK

Pelayanan Anak / 23 March 2014

Kalangan Sendiri

DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER ANAK

Hevi Teri Official Writer
1396

http://www.jawaban.com/assets/uploads/hevi_teri/images/main/140318113526.jpgTalenta 

Firman Tuhan menyebutkan bahwa setiap orang diberi Talenta: ada  yang  5, 2, dan 1 Talenta (Mat. 25: 14-30). Semua diberikan kepada  kita    orang percaya agar dipergunakan dan dilipatgandakan dalam  buah-buah pekerjaan dan pelayanan kita sehari-hari. Di dalam firman  tersebut diumpamakan yang diberi satu Talenta pun tidak memberi buah  dan akibatnya dihukum. Makna dari semua itu adalah bahwa apa pun  Telanta yang diberikan kepada kita sebagaimana adanya saat ini, maka  harus kita manfaatkan untuk menghasilkan buah-buah untuk kemuliaan  Kristus. Saya tidak membedakan secara prinsip Talenta dengan karunia  (rohani), sebab pengertian keduanya bisa dianggap sama, meski  sebagian orang ada yang membedakannya, atau mengatakan talenta  adalah bagian dari karunia rohani atau sebaliknya.

Namun sayangnya, kita tidak diberitahu jumlah dan ”kualitas” Talenta yang Tuhan berikan dan kita miliki saat ini. Dan lebih sulit lagi apabila kita tidak tahu apa jenis Talenta yang Tuhan berikan untuk kita pakai dalam menghasilkan buah yang dikehendaki-Nya tersebut. Tetapi saya percaya, melalui doa dan perenungan terus menerus yang sudah dipanggil menjadi Guru PAK di sekolah-sekolah, maka Talenta atau karunia rohani itu adalah mengajar, pengetahuan dan hikmat, menasehati atau memberi dorongan (Rm.12: 7-8; 1Kor.12: 8, 28-29; Ef. 4: 11) . Tinggal masalahnya adalah apakah kita sudah memakai Talenta itu dengan baik dan benar.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah kita memakainya dengan baik dan benar adalah dengan cara kita mencoba melakukan segala sesuatu dengan maksimal, dengan pengertian memakai semua waktu, tenaga, pikiran dan doa sesuai dengan apa yang telah diberikan (kesempatan) oleh Tuhan kepada kita untuk melayani melalui sekolah tempat kita mengajar anak-anak. Pengertian maksimal di sini adalah apakah kita sudah mempersiapkan diri dengan baik ketika mau mengajar di depan kelas, menepati jadwal mengajar, memperhatikan murid dengan seksama perkembangannya, memberi bimbingan dan konseling apabila diketahui nilai-nilai kelasnya anjlok (termasuk mata pelajaran lain, dsb). Dengan demikian kita melakukan secara  penuh tanggungjawab dan memahami bahwa semua yang kita lakukan itu benar seolah-olah adalah untuk Tuhan (Kol. 3: 23; 1Kor. 10: 31).

Jadi, tanggungjawab yang kita terima bukanlah sekedar mengajar di depan kelas atas materi yang sesuai dengan kurikulum saja, tetapi juga melihat anak-anak didik tersebut sebagai jiwa yang dititipkan oleh Tuhan kepada kita untuk dibimbing dan digembalakan menjadi anak-anak-Nya yang taat dan memuliakan Allah di dalam kehidupannya. Hendaklah tidak terlalu berhitung-hitung dengan ”honor” yang diberikan oleh Sekolah maupun bantuan dari luar, sebab prinsip demikian tidak dikehendaki oleh Allah yang menuntut tanggungjawab. Ini bisa diibaratkan sama seperti yang saya alami dahulu dalam dunia pekerjaan sekuler, ketika ”anak-buah” saya hitung-hitungan dalam kinerjanya, maka biasanya kita para Pimpinan juga ”hitung-hitungan” pada mereka: misalnya, kenaikan gajinya menjadi kecil, bahkan bila perlu dipecat saat berbuat kesalahan yang cukup berat. Tetapi kalau kinerja kita baik dalam mengajar dan melayani, pasti membuahkan sesuatu hasil yang menggembirakan secara rohani maupun jasmani. Tidak selalu jangka pendek, tetapi pasti dalam jangka panjang buah itu akan dipetik berlimpah hasilnya. Oleh karena itu, saya juga perlu sampaikan, bahwa kehidupan kita adalah merupakan hasil kerja kita sendiri, dengan tetap melandaskan pada berkat Tuhan bagi yang setia kepada-Nya.

Sumber : google
Halaman :
1

Ikuti Kami