Memaknai Cinta
Sumber: emaratiya.com

Kata Alkitab / 15 February 2014

Kalangan Sendiri

Memaknai Cinta

Lori Official Writer
4414

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong” ( I Korintus 3: 4)

Bulan Februari adalah momen dimana banyak orang membicarakan topik tentang cinta. Namun sedihnya, tak sedikit pula yang tak memahami seperti apa cinta itu dan bagaimana mengekspresikannya. Tak heran bila meningkatnya pergaulan bebas berdampak pada cara pandang yang salah tentang cinta, bahwa cinta itu serupa dengan seks. Menyedihkan memang bila kebanyakan orang tidak dapat membedakan makna cinta itu sendiri.

Saat ini banyak orang berasumsi bahwa cinta adalah sesuatu hal misterius yang terjadi dan berakhir begitu saja. Seperti kasus banyaknya perceraian pasangan Kristiani hanya dengan satu alasan “Saya tak lagi mencintainya”. Alasan ini yang acapkali dilontarkan dan tidak menyadari mengapa itu bisa terjadi.

Dalam firman-Nya, Tuhan memberikan pandangan berbeda tentang cinta dalam 1 Korintus 13 ayat 4 tertulis bahwa ‘Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong’. Begitu pula lewat 1 Yohanes 4 ayat 7-8, kita belajar bahwa cinta berasal dari Tuhan karena Ia sendirilah cinta. Tak ada misteri didalamnya. Cinta begitu jelas diartikan oleh firman Tuhan.

Cinta itu bukanlah sebuah perasaan, tapi pilhan. Dalam Matius 5 ayat 44, disebut bahwa ‘Kasihilah musuhmu”. Agak mustahil bukan bila kita berlaku hangat dan baik terhadap orang yang kita tidak suka. Kasih yang kita nyatakan terhadap musuh bukanlah sebuah perasaan, tetapi adalah pilihan. Tentunya Tuhan tidak akan meminta untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan manusia, namun faktanya manusia dapat mengasihi kembali musuhnya, bukankah itu pilihan?

Yesus berkata dalam Yohanes 13: 35, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”. Dengan mengerti makna dasar dari cinta dan memilih bertindak demikian, kita mendeklarasikan diri kita sebagai pengikut Kristus. Bukan soal apa yang kita miliki, namun orang lain akan mengenal kita lewat tindakan kasih kita.

Menjadi berbuah di dalam Tuhan serupa seperti pertumbuhan pohon di setiap musim yang dilewatinya, hingga pada akhirnya pohon itu berbuah lebat. Buah itu adalah hasil dari perjuangan melewati musim-musim berat, ketika kita tetap menyebarkan kasih bagi banyak orang.

Meski perjalanannya tidak mudah, meski memaafkan itu terasa berat, meski mengasihi  musuh itu tidak gampang, namun mintalah Tuhan untuk memampukan memberi pemahaman yang murni tentang makna cinta itu sendiri, seperti pengorbananNya dikayu salib. Dengan itu, kita dapat terlebih dahulu mencintai Tuhan lalu mengasihi orang lain, sebab kasih itu menutupi banyak dosa. Sederhana saja!


Baca Juga Artikel Lainnya:

Prilaku Ditentukan Oleh Pola Berpikir

Memerangi Rasa Takut

Awasilah Hidupmu!

Sumber : Cbn/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami