Penyebab, Ciri, dan Penanganan Kusta

Fit & Charming / 10 January 2014

Kalangan Sendiri

Penyebab, Ciri, dan Penanganan Kusta

Lois Official Writer
42776

Penyakit kusta (lepra) masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup besar di Indonesia, dimana terdapat 10 propinsi dengan angka penyakit kusta lebih dari 1/10.000 penduduk. Penyakit yang seharusnya tidak lagi jadi masalah ini, terus berjalan karena kurang pemahaman dari masyarakat sekitar. Karena itu, kita akan membahas apa itu kusta.

Pengertian Kusta

Kusta adalah penyakit infeksi menahun yang disebabkan kuman kusta yang menyerang kulit dan saraf tepi, yang disebut dengan mycobacterium leprae. Dalam tubuh manusia, kuman dapat ditemukan di kulit, kelenjar keringat, folikel rambut, dan air susu ibu. Meskipun kuman secara umum juga terdapat di dalam urin, tapi jarang ditemukan. Setelah kuman masuk ke dalam tubuh, maka perkembangbiakannya tergantung pada kerentanan seseorang. Jika tidak rentan, maka dia tidak akan sakit.

Ciri-Ciri Penderita Kusta

Kulit mempunyai bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa

Penebalan pada saraf tepi disertai kelainan fungsi (perasaan tebal pada kulit)

Lemahnya otot tangan, kaki, dan mata

Jika saraf sudah terkena, penderita mengeluh kesemutan atau baal pada bagian tertentu ataupun kesukaran menggerakkan anggota badan yang berlanjut dengan kekakuan sendi.

Rambut alis pun dapat rontok

Jika diperiksa kulitnya terdapat BTA (+) maka orang itu dipastikan menderita kusta

Pengobatan Kusta

Dilakukan dengan pengobatan kombinasi atau Multi Drug Treatment (MDT) untuk mencegah timbulnya kekebalan kuman terhadap obat. Obat antikusta yang paling banyak dipakai saat ini adalah DDS (diamino difenil sulfon), klofasimin, dan rifampisin.

Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat yaitu urin, tinja, dan keringat menjadi warna merah akibat penggunaan rifampisin atau kulit menjadi hitam akibat penggunaan klofazimin. Teruskan saja karena efek samping ini tidak menetap dan akan kembali normal setelah pengobatan. Efek samping lain adalah gatal, merah pada kulit, berat kulit kepala dan seluruh tubuh bisa terkelupas, umumnya akibat penggunaan DDS.

Penderita kusta yang terlambat didiagnosis beresiko menderita kerusakan saraf dan kecacatan. Kerusakan saraf tepi ini dapat mengenai kaki, tangan, dan mata. Penderita mengalami nyeri disertai hilangnya indra peraba dan kelemahan otot. Lebih berat lagi penderita kesulitan menggunakan jari-jari tangan untuk bekerja, bahkan dapat terjadi pemendekan jari-jari.

Untuk itu diperlukan perhatian lebih jika melihat seseorang dengan luka borok atau kulit warna putih di tubuhnya. Cegah kusta sedini mungkin sehingga tubuh sehat sempurna tanpa kekurangan suatu apapun.

 

Baca juga :

Antara Harta dan Cinta

Adaptasi Saat Baru Menikah

Perut Buncit Bisa Buat Orang Berhenti Bernafas

7 Film Hollywood yang Berlatar Alkitab Rilis 2014

Saat Hobi Melukis 3D di Dinding Jadi Pekerjaan

Testimoni : Tuhan Memulihkan Rumah Tangga Kami

Forum : Kesaksian "Semua Baik"

Mengintip Peluang Usaha Sewa Lokasi

Urutan Pertumbuhan Gigi Bayi Sejak dari Kandungan

Sumber : balipost.co.id by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami