Anak-anak pada umumnya selalu menangis jika tidak mendapatkan suatu benda yang diinginkannya. Hal itu tentunya akan membuat orangtua tak menentu. Ada yang bingung, apakah harus memenuhi keinginan anak, ada yang marah, ataupun mungkin menyerah. Tangisan anak seolah-olah jadi senjata untuk mendapatkan segala sesuatu. Lantas, bagaimana caranya menghadapi tangisan anak ini?
Anak Adalah Makhluk Jenius
Hal pertama yang perlu kita pikirkan saat anak-anak menangis adalah bahwa anak kita makhluk jenis bukan makhluk bermasalah. “Pandangan orangtua menganggap anak bermasalah malah anak mengakibatkan masalah,” ujar Edy Wiyono, praktisi pendidikan seperti dirilis metrotvnews.com
Harus Memiliki Strategi
Anak-anak menggunakan strategi menangis untuk membuat hati kita luluh dengan permintaannya, karena itu orangtua pun harus memiliki strategi. Edy menyarankan orangtua bisa melakukan kesepakatan dengan sang anak. “Kamu mau sesuatu nak, kamu nangis oke. Tapi ayah tidak izinkan. Kenapa? Karena kita belum ada kesepakatan mau membeli itu. Jadi kalau kamu mau nangis, silahkan nangis. Ayah tunggu,” ujar Edy mencontohkan.
Jadikan Kebiasaan
Jadikan kesepakatan dalam membeli suatu barang sebagai suatu kebiasaan. Di lain kesempatan, anak tentu tahu apa yang akan dikatakan orangtuanya saat dia meminta sesuatu tanpa ada kesepakatan lebih dahulu. Namun, cobalah untuk selalu disiplin akan hal ini. Seringkali orangtua luluh hatinya meski sudah menerapkan aturan ini.
Anak-anak yang mengerti akan peraturan yang berlaku, akan mulai terbiasa dan tidak menggunakan senjata tangisan mereka sebagai alat untuk pemenuhan keinginan mereka.
Sumber : metrotvnews.com by lois horiyanti/jawaban.com