Berbagai Kisah Nyata Orangtua Hadapi Kematian Anak

Parenting / 14 May 2013

Kalangan Sendiri

Berbagai Kisah Nyata Orangtua Hadapi Kematian Anak

Lois Official Writer
13451

Kehidupan setiap orang selalu bergulir, terkadang di atas, terkadang di bawah. Segala sesuatu ada saatnya, kata Salomo. Namun, bagaimana jika ternyata yang harus dihadapi adalah kematian sang anak? Diangkat dari kisah nyata, kita dapat melihat bagaimana orang-orang ini mampu menghadapinya :

Domini Budianto dan Farida

Anaknya masih berada di bangku sekolah ketika meninggal dunia karena sakit. Domini bisa menerima kejadian itu, tapi tidak istrinya, Farida. Farida menyalahkan Tuhan dan cukup lama dia tidak bisa berdoa. Kesedihannya dituangkan dalam secarik kertas kosong. Tulisan demi tulisan terus digoreskan sampai dia mulai mendapatkan kekuatan. Dalam kesedihan, seorang sahabat datang dan semakin memberi kekuatan bagi Farida. Sampai akhirnya diapun bisa mencetak sebuah buku berjudul “You Raise Me Up”.

Ayung dan Eva

Kedua anak mereka meninggal akibat penyakit thelasemia. Mereka pernah berusaha mencari kesembuhan ke berbagai tempat pengobatan, namun ternyata nyawa sang anak tetap tidak tertolong. Kepergian anak, membuat keduanya berubah arah. Sang istri bekerja mati-matian untuk mengobati hati, sang suami berfoya-foya dengan berjudi dan mabuk-mabukan namun tidak menemukan jalan keluar. Tiga bulan setelah kematian anak kedua mereka, seorang teman datang dan menitipkan seorang anak untuk mereka besarkan. Namun ternyata anak inipun harus meninggal akibat demam berdarah.

Keadaan rumah tangga suami istri ini makin kacau. Suami akhirnya berselingkuh dengan wanita lain. Eva mencoba bunuh diri tapi ketika hal itu dilakukan, sang suami datang bersama selingkuhannya dan memohon ampun. Eva ingat bagaimana perlakuannya yang kasar dengan anak. Dia pun meminta ampun pada Tuhan. Pengampunan terhadap suaminya pun dia berikan. Doa yang terus dia lakukan akhirnya pun mengubah hidup Ayung. Kini mereka seperti pengantin baru.

Ferdinand Dumeda dan Like

Suatu hari, sebuah mobil menghantam motor Ferdinand. Saat sadar, dia tahu bahwa dia terbaring di atas aspal panas dan panik mencari istri dan anaknya. “Saya tarik anak saya, lima menit kemudian nafasnya putus di sana,” ujarnya.

Istrinya yang kritis dan mengalami perjumpaan dengan Tuhanlah yang membuat mereka mampu bangkit kembali. Mereka berdua berserah pada Tuhan. Peristiwa itu membuat Ferdinand lebih menyatu dengan pelayanannya. “Jangan cepat putus asa dan menyerah pada keadaan, karena kehidupan kita tidak ditentukan oleh situasi dan kondisi, tapi hidup kita ditentukan oleh Tuhan,” ungkapnya.

Setiap orang punya cara yang berbeda-beda dalam menghadapi kematian sang anak. Ada yang memakai cara yang salah, yang pada akhirnya berujung lebih buruk lagi, namun jika kita serahkan kesedihan itu pada Tuhan, maka Tuhan akan bertindak.

Sumber : jawaban.com by lois horiyanti
Halaman :
1

Ikuti Kami