Setiap hari, di seluruh dunia, ada ribuan kali pencabutan gigi. Apakah hal ini berbahaya? Sebetulnya tidak. Jika ada akibat yang fatal, bisa jadi itu karena pasien sebelumnya mengidap penyakit berat tertentu.
Banyak alasan mengapa gigi harus dicabut. Pada beberapa kasus, jika gigi tidak dicabut, maka bisa timbul focal infection. “Bakteri dan gigi busuk bisa terbawa peredaran darah ke mana-mana—ke organ tubuh vital seperti jantung atau ginjal atau organ lainnya,” kata drg. Benny Poliman, MKes., dari RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, seperti dilansir situs DokterSehat.com.
Sebelum gigi dicabut, terdapat prosedur yang harus dilakukan. Pasien harus ditanya terlebih dahulu, apakah memiliki riwayat penyakit dalam seperti diabetes atau darah tinggi. Diabetes menyebabkan terganggunya penyembuhan luka, selain ditakutkan bisa menyebabkan infeksi. Sementara pada pasien dengan hipertensi, cabut gigi bisa menyebabkan pendarahan.
Menurut Benny, seringkali dokter “kecolongan” mencabut gigi pasien dan kemudian berakibat fatal, karena pasien tidak menyampaikan atau mengetahui riwayat penyakit yang ia miliki. Padahal, cabut gigi itu termasuk operasi.
Cabut gigi juga tak bisa dilakukan dengan sembarangan pada pasien yang baru saja menjalani operasi besar seperti jantung, atau pasien yang tengah menjalani perawatan kanker. Pasien dengan kondisi demikian diharuskan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter penyakit dalam yang merawatnya—atau bahkan cabut gigi harus ditunda.
Bagi kebanyakan orang, pergi ke dokter gigi memang masih merupakan “momok”. “Kebanyakan orang jarang ke dokter gigi, kecuali giginya sudah sangat mengganggu dan sakitnya tidak hilang-hilang. Biasanya, mereka sudah mencoba minum obat painkiller (penghilang rasa sakit) lebih dulu. Kalau tidak sembuh juga, barulah dia ke dokter gigi,” ujar Benny.
Obat painkiller memang diperbolehkan karena dijual bebas di apotek. Namun, Benny juga mengingatkan bahwa meminum painkiller tidak akan menyembuhkan sakit giginya. “Mengurangi rasa sakit, iya, tapi tidak menyembuhkan. Jika terjadi infeksi pada gigi, maka gigi harus dibersihkan kumannya—yang busuk dibuang, lalu diberi antibiotik, dan sebagainya,” lanjut Benny.
Pada prinsipnya, jika bisa dipertahankan, gigi sebaiknya tidak dicabut, karena dengan berkurangnya jumlah gigi maka fungsi pencernaan akan terganggu. “Pencabutan gigi sebetulnya merupakan pilihan terakhir,” pungkas Benny.
BACA JUGA:
Apologetika Yesus Kristus Terhadap Tradisi Agama
Sumber : KOMPAS | DOKTERSEHAT | YK