Dalam jurnal Child Development menyebutkan bahwa anak-anak yang berada di lingkungan sekolah yang sering menghukum akan lebih mudah berbohong, bahkan membuat mereka menyembunyikan kebohongan itu sendiri. “Temuan ini memang cukup mengejutkan. Bahkan ada penelitian yang telah secara konsisten menemukan bahwa anak-anak dari lingkungan yang keras cenderung mengalami keterlambatan dalam perkembangan mental,” kata Prof. Lee seperti dikutip dari Burekalert.org. Karena itu, untuk mendidik anak, kekerasan tidak diperlukan tapi dengan kasih. Bagaimana caranya?
Bohong adalah kebiasaan yang tidak ada hubungannya dengan usia. Bohong lebih disebabkan oleh sifat atau kepribadian anak. Untuk mengetahui penyebabnya, Anda perlu menganalisa segala hal yang dikatakan anak.
- Anak takut mengatakan yang sebenarnya karena telah melakukan kesalahan. Misalnya, anak balita Anda tidak sengaja memecahkan piring. Anak lebih memilih bohong daripada harus menerima hukuman dari orangtua ketika ditanya mengenai hal itu. Anak berbohong atau tidak, Anda dapat memastikan lewat mimik wajahnya.
- Jangan langsung menghukum anak yang berbohong tapi cobalah cari penyebabnya lebih dahulu. Apakah hal itu disebabkan Anda mendidiknya terlalu ketat, sehingga anak takut dimarahi dan lebih memilih berbohong? Atau memang Anda sendiri memberikan contoh dengan berbohong padanya, misalnya dalam hal tidak menepati janji pada anak, dan lain sebagainya.
- Anak-anak berbohong saat ekspektasi orangtua terhadap mereka terlalu tinggi. Jadi, cobalah untuk menyesuaikan ‘standar’ dengan yang diinginkan anak dan talenta yang dimilikinya. Jika dia gagal, jangan memarahi ataupun menghukumnya.
- Anak-anak juga bisa berbohong saat tidak pernah mendapatkan pujian. Jadi mereka berbohong tentang suatu hal karena ingin mendapatkan pujian tersebut.
- Ada juga yang tidak bisa menjelaskan tindakan yang telah dilakukan dengan baik sehingga mereka berbohong saat ditanya alasan berperilaku buruk.
- Selain itu, perlu diingat bahwa anak berusia 3 tahun ke bawah tidak bermaksud berbohong. Mereka tiak mengetahui apa yang dikatakan dan hanya bereksperimen dengan bahasa.
- Pada usia 3-7 tahun, anak-anak belum bisa membedakan antara dunia nyata dan fantasi. Karena itu, bila anak terus berbohong dan berfantasi, Anda perlu menghentikannya dengan cara memberitahu bahwa mereka harus menjawab dengan jujur. Anda perlu melatih anak untuk membedakan antara ilusi dan realita.
- Anak usia 6-7 tahun tahu apa itu bohong dan kemungkinan akan berbohong jika ada kesempatan.
- Anak antara 6-12 tahun sudah mengetahui bohong dan konsekuensinya. Namun kemungkinannya mereka akan terus berbohong untuk mengetes aturan-aturan yang ditetapkan orangtua. Jadi sangat penting untuk mengajarkan kejujuran pada anak sejak usia dini, meskipun mereka belum tahu maknanya.
Sumber : berbagai sumber by lois horiyanti/jawaban.com