Seminggu menjelang Natal, kami merasakan salju turun di Damaskus. Jarang sekali ada hujan salju di sini. Kami akui, cuaca seperti ini cukup membuat kami kedinginan, ditambah lagi dengan kurangnya sarana untuk menghangatkan badan. Beberapa jam sebelumnya, listrik di area tempat tinggal kami telah dipadamkan dan terjadi kekurangan minyak serta gas. Bersama putriku, kami mengenakan pakaian seadanya untuk menutupi rasa menggigil.
Namun, sama sekali tidak terpikirkan oleh kami untuk mengeluh, karena ada banyak teman-teman kami di Suriah yang tinggal di jalanan. Hati saya sedih membayangkan bocah-bocah yang sedang mengungsi dengan hanya mengenakan selembar pakaian musim panas. Dalam hati kecil, kami ingin sekali pergi ke sana dan membantu mereka, tetapi perjalanan menuju daerah itu terlalu berbahaya.
Tahun ini, Natal tidak lagi menjadi momen perayaan bagi kami. Bagaimana mungkin kami berpesta ria sementara orang-orang di sekitar kami menderita?
Kami mengadakan doa khusus di gereja, tetapi tidak ada dekorasi Natal apapun di sana. Menampilkan hiasan Natal di halaman gereja sama saja dengan mengundang serangan teroris. Mereka seakan sudah memberi pesan kepada orang-orang Kristen yang berbunyi, “Hei, berikanlah kepada kami hadiah Natal: tiga mobil yang dibom!” Kami tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Selama beberapa minggu belakangan, kami jarang mendengar bunyi dentuman bom. Inilah harapan yang selama ini kami nyatakan dalam doa dan puasa kami. Tetapi, entah kenapa, aku merasa aneh. Ini seakan-akan seperti sebuah kesunyian sebelum badai datang, dan mereka sedang bersiap untuk menyerang kami tiba-tiba.
Minggu lalu, saya pergi berbelanja sejumlah topi, kaus kaki, dan permen untuk anak-anak di gereja kami. Biasanya kami selalu membelikan mereka mainan, namun kini harga mainan terlalu mahal. Ya, paling tidak mereka mempunyai sesuatu yang dapat menghangatkan. Itu jauh lebih penting daripada mainan, untuk saat ini. Saya ingin memberikan hadiah ini kepada mereka dan berharap mereka sadar bahwa Yesus tetap mengasihi mereka, apapun situasi dan kondisi yang terjadi. Tolong, teruslah berdoa bagi kami.
Sumber: Hanna, Damaskus via Open Doors
BACA JUGA:
Pasang Setengah Juta Lampu Natal, Keluarga ini Masuk Rekor Dunia
Jangan Biarkan Otak Rusak Karena Kerja Berlebihan!
Jupe Ikut Rayakan Natal Bersama Gaston?
4 Alasan Kenapa Kita Seharusnya Tidak Pelit
Whispers of Hope: Berdoalah dengan Tanpa Henti
Gara-gara Pohon Natal, Tiga Wanita Berkelahi
Pohon Natal ini Diklaim Sebagai yang Terjelek Sedunia
Ini Dia 7 Pohon Natal Fantastis Sejagad Raya!
Sumber : Charisma News/yk