Arti Sebuah Komitmen Pernikahan

Marriage / 10 November 2013

Kalangan Sendiri

Arti Sebuah Komitmen Pernikahan

Lois Official Writer
28004

Di dalam sebuah pernikahan, komitmen adalah salah satu bagian terpenting di dalam menjaga kesetiaan pada pasangan. Komitmen merupakan dasar dari meleburnya dua orang menjadi satu selamanya. Kehadiran anak merupakan wujud nyata peleburan ini. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan saat sudah berkomitmen pada pasangan, seperti yang dirilis telaga.org, yaitu :

Komitmen Nikah Bukanlah Kesepakatan Mencapai Satu Tujuan Tertentu

Komitmen menikah adalah janji untuk melebur selamanya dalam suka dan duka. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging.” (kej 2:24). Di dalam pernikahan inilah kita akan dan seharusnya mengalami transformasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik sebagai akibat dari melebur dengan pasangan.

Pernikahan Adalah Komitmen Harapkan Diri yang Terbaik Sekaligus Menerima Diri yang Terburuk

Firman Tuhan menjelaskan kondisi pertama manusia pada saat pernikahan dimulai. “Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.” (kej 2:25). Kita mengharapkan yang terbaik dari pasangan, namun mesti siap menerima yang terburuk darinya pula. Namun, kita pun harus selalu memberikan yang terbaik kepada pasangan, meski tanpa sadari yang kita lakukan adalah sebaliknya. Komitmen membuat semuanya berjalan lebih pasti ke arah yang sama, yaitu menjadi rumah tangga yang berpusat pada Tuhan.

Komitmen Pernikahan = Komitmen yang Melibatkan Allah

Ingatlah, mempelai wanita pertama diserahkan kepada Adam oleh Allah sendiri. “Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangunnyalah seorang perempuan lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (Kej 2:22). Pernikahan bukanlah perbuatan yang melibatkan manusia dengan sesamanya, sebagai pihak yang menyerahkan istri kepada suaminya, Tuhan menempatkan Diri sebagai pemersatu suami istri. Itu sebabnya Yesus menegaskan, “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Mat 19:6)

Selain komitmen, tentu di dalam sebuah pernikahan dibutuhkan komunikasi yang lancar, melakukan tanggung jawab masing-masing, dan kasih. Tunjukkan kasih senantiasa pada pasangan. Jadilah keluarga yang didasarkan pada kasih Tuhan, maka bahtera kehidupan pun akan dipimpin-Nya.

 

Baca juga :

Semut dan Belalang di Negeri Serangga

Mau Langsing Setelah Melahirkan? Ini Caranya

Artis di Dunia Politik dan Perselingkuhan

Sumber : telaga.org by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami