Kisah Nyata Samuel Repi, Pria yang Doyan Seks
Sumber: jawaban.com

Family / 18 October 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Samuel Repi, Pria yang Doyan Seks

Budhi Marpaung Official Writer
215826

Perkenalkan, nama saya Samuel Repi. Sejak kecil saya tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua. Bertahun-tahun lamanya saya ditelantarkan khususnya oleh papa.

Papa sering sekali berada di luar rumah. Pergi pagi, pulang malam. Semakin menjengkelkan saya, ia suka mengekang saya. Beranjak remaja, saya nekat memberanikan diri keluar dari rumah dan tinggal di rumah oma. Bagi saya, kebebasan adalah hal yang ingin saya nikmati.

Melakukan Petting Dengan Teman Sekolah

Oleh karena wajah saya yang tampan, banyak gadis-gadis di sekolah yang menyenangi saya. Bahkan tanpa sepengetahuan saya ketika itu, saya dijadikan taruhan oleh sejumlah siswi.

Sudah dapat saya, ia (cewek yang taruhan dan mendapatkan Samuel Repi, pen) mengundang saya ke rumahnya. Di hari yang sudah ditentukan, saya datang untuk menemui orang tuanya.

Sebelum sampai ke tujuan, cewek ini meminta saya memberhentikan mobil saya kendarai. Tiba-tiba, saat itu ia ternyata mengungkapkan rasa sukanya sama saya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, hal tersebut pun saya sambut dengan baik.

Kami pun jadian. Sebagai sepasang kekasih yang penuh dengan gejolak asmara, saya dan dia melakukan hal-hal yang menjurus pada aktivitas fisik seksual. Dimulai dari cium pipi kanan-kiri, lalu berlanjut ke bibir, kemudian pun berlanjut ke wilayah sekitar dada.  

Saya dan pacar pertama saya tidak pernah hubungan badan. Yang kami sering lakukan bersama saat itu adalah petting. Setiap ada kesempatan, kami berdua melakukannya dan itu berlangsung selama 3 tahun.

Ketagihan Hubungan Seks

Putus dari pacar pertama, saya beranikan diri untuk dengan salah seorang di tim pemusik saya. Dengan cewek yang kedua ini, saya berani untuk mengungkapkan perasaan saya, kasih sayang saya sama dia.

Cewek tersebut pun menerima saya. Orang tuanya bahkan menerima saya dengan tangan terbuka. Setiap kali saya datang ke rumah cewek tersebut, orang tua selalu membukakan pintu dengan baik.

Jika dengan cewek pertama saya, kami hanya melakukan petting. Di hubungan baru saya tersebut, saya dan pacar saya bahkan sampai berani melakukan hubungan intim. Walau ada perasaan bersalah, kami tetap terus melakukannya. Tanpa saya sadari saya semakin suka dengan seks khususnya hubungan seks.

Bercinta Dengan Teman Kantor

Seperti halnya dengan cewek pertama, dengan pacar kedua, saya juga memutuskan relasi yang telah terjalin. Ketika saya diterima bekerja di suatu perusahaan swasta, saya tertarik dengan seorang wanita yang menjadi resepsionis di kantor saya tersebut.

Lewat berbagai macam cara, setiap hari saya menghubunginya.

“Kalau perlu sama orang kantor, saya hubungi dulu orang resepsionis. Jadi saya suka iseng, ngobrol. Dari obrolan-obrolan itu saya jadi mulai tertarik. Cewek ini saya ajak masuk ke ruangan saya di kantor. Dia buka email-email saya. Mulai berani saya pijit-pijit. Saya ML sama dia di kantor”

Dipenjara

Dengan teman spesial di kantor ini, hati saya begitu menggebu-gebu. Saya begitu menyayanginya. Saya pun berusaha untuk terus membahagiakannya walau lewat cara kotor.

Saya mulai berani melakukan korupsi. Uang perusahaan yang saya curi itu saya gunakan untuk menghibur teman spesial di kantor saya tersebut. Hampir satu tahun saya melakukannya.

Seperti pepatah lama berkata, sejago-jagonya tupai melompat pasti jatuh juga. Itulah yang saya alami di dalam kehidupan saya. tindakan korupsi saya diketahui oleh perusahaan. Saya pun ditahan.

Di dalam penjara, saya benar-benar mengalami perubahan. Yang dulunya tidak pernah baca Alkitab, di situ hampir setiap hari saya membaca Alkitab. Doa pun saya lakukan selama berjam-jam.

Bertobat dan Hidup Pasca Lepas Dari Penjara

Di hotel prodeo, saya merasakan kasih Tuhan dan tak butuh waktu yang lama saya memutuskan untuk bertobat.

Di tengah proses pertobatan saya, saya melihat seseorang sosok yang saya sangat rindukan datang menjenguk saya di sel yakni papa saya. Yang dulu saya kira papa saya adalah papa jahat ternyata salah besar. Saya benar-benar merasakan cintanya pada saya ketika saya terkukung di sel.

Setelah melewati seluruh masa hukuman, saya pun dibebaskan. Pasca kelepasan saya dari penjara itu, saya mengikuti sebuah camp pria. Di situ saya diubah khususnya oleh pelajaran tentang 5 dosa pria.

Di dalam camp, saya kembali diteguhkan untuk hidup benar. Ketika berada di sana, satu komitmen pun saya ungkapkan dan sampai sekarang saya pegang yakni saya mau bertobat, mau kembali pada Tuhan, aktif dalam pelayanan dan memberikan segala yang terbaik dari diri saya kepada-Nya.

Tuhan baik, ya Dia sungguh baik kepada saya !


Sumber Kesaksian :

Samuel Repi

Sumber : V131017183647
Halaman :
1

Ikuti Kami