Sidang HAM PBB Sorot Intoleransi Di Indonesia

Nasional / 27 August 2012

Kalangan Sendiri

Sidang HAM PBB Sorot Intoleransi Di Indonesia

Lestari99 Official Writer
4147

Sidang Dewan HAM PBB mempersoalkan berbagai kasus intoleransi dan ramainya kekerasan kehidupan beragama di Indonesia. Dalam sidang berikutnya, Dewan HAM PBB dipastikan akan mempersoalkan kasus penyerangan terhadap kelompok Muslim Syiah di Sampang, Madura.

Aksi kekerasan terhadap warga Komunitas Syiah di Desa Karang Gayam, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, pada Minggu (26/8) lalu, menewaskan satu orang dan belasan rumah dibakar. Terlebih lagi aksi kekerasan ini terjadi di lokasi yang sama dalam dua tahun terakhir.

“Kasus Sampang merupakan bukti intoleransi di Indonesia yang dipersoalkan dalam sidang PBB di Geneva,” ungkap Direktur Eksekutif Human Rights Working Group (HRWG) Choirul Anam dalam acara pernyataan bersama Koalisi Solidaritas Kasus Sampang, di Jakarta, Senin (27/8).

Koalisi Solidaritas Kasus Sampang ini terdiri dari berbagai lembaga swadaya masyarakat dan elemen masyarakat lainnya, seperti Asian Moeslim Action Network (AMAN Indonesia), HRWG, Elsam, Komnas perempuan, Kontras, LBH Jakarta dan Setara Institute.

Anam mengungkapkan dalam sidang Dewan HAM PBB kedua yang akan diselenggarakan pada September 2012 mendatang, kasus Sampang yang terjadi akan dipersoalkan kembali.

Kondisi ini dianggap sangat memprihatinkan. Terlebih lagi dalam pertemuan dengan negara-negara Islam (OKI), Muslim Syiah dinilai bukan merupakan aliran agama yang sesat. Dan sebagai anggota negara OKI, Indonesia seharusnya melindungi warga Muslim Syiah.

Namun lagi-lagi ketidaktegasan sikap dari pemerintah dianggap semakin memperkeruh suasana. Sikap pemerintah, khususnya Menteri Agama, dinilai masih kurang jelas terhadap warga Muslim Syiah. Berbagai elemen masyarakat ini dengan tegas meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopot Menteri Agama.

Intoleransi menjadi hal yang terus terjadi di Indonesia. Padahal kasus-kasus intoleransi seperti ini tidak perlu terjadi ketika setiap elemen warga masyarakat kembali kepada dasar negara Pancasila dan menjunjung tinggi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika, nilai yang mempersatukan dan merekatkan ikatan persaudaraan sebangsa di tengah segala perbedaan yang ada.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Sumber : kompas
Halaman :
1

Ikuti Kami