Dunia makin hari makin penuh dengan penolakan dan penghakiman. Banyak manusia yang senang menghukum dan meremehkan. Perhatikanlah acara-acara televisi yang marak dengan gaya hidup sarkas, senang menjatuhkan, dan mengkritik atau mempermalukan orang lain.
Hidup dengan seseorang yang tidak menerima Anda apa adanya adalah seperti berjalan dalam lembah yang kelam. Pernahkah membayangkan jika isteri atau suami saling mempunyai penolakan sehingga apa pun yang dilakukan atau diucapkan isteri/suami selalu salah dan dikoreksi oleh pasangannya.
Di dalam berumahtangga seharusnya tidak menjadi masalah jika pandangan salah seorang anggota keluarga berbeda. Tapi pada kenyataannya banyaknya konflik yang terjadi dikarenakan setiap orang sering kali berusaha untuk membuat pasangannya “masuk ke dalam cetakan kue” lalu membandingkan seorang dengan yang lain.
Padahal sifat membanding-bandingkan pasangan dengan orang lain atau dengan keluarga lain akan menghancurkan harga diri pasangan kita. Hal itu akan menciptakan perasaan rendah diri. Sebaliknya jika kita menghargai setiap orang sebagaimana adanya maka kita akan menikmati perbedaan itu.
Tidak heran bukan bila rumah tangga sering kali mengalami konflik bila suami mengharapkan isterinya sama seperti ibunya atau bila seorang isteri mengharapkan suaminya persis seperti ayahnya. Hal yang demikian akan menimbulkan harapan dan tekanan yang tidak realistis.
Sebenarnya prinsip saling menerima ini sangat sederhana: jika Anda ingin diterima maka Anda pun perlu menerima orang lain tanpa mencoba untuk mengubah mereka sesuai pandangan Anda. Dengan kata lain akar dari prinsip saling menerima ini adalah kasih tanpa syarat.
Namun kebanyakan pasangan suami isteri tanpa sadar menerapkan kasih yang bersyarat. “Jikalau kamu bisa masak, atau jika kamu bisa sehebat si A, atau jika kamu sukses atau jika kamu bisa membelikan hadiah, maka aku akan mengasihimu.”
Kasih tanpa syarat menerima Anda tanpa syarat sebagai suami/isteri, sebaliknya Anda mampu mengasihi dan menerima pasangan sebagaimana adanya. Begitulah juga cara Allah mengasihi kita. Tuhan Yesus menggambarkan dan memberikan contoh bagaimana Allah sebagai Bapa yang baik memberi teladan penerimaan yang luar biasa.
Baca Juga:
Selalu Masih Ada Tetesan Terakhir
Resolusi 2013: Diet & Tubuh Lebih Sehat (Sesi 1)
Nelson Mandela Masih Dirawat Setelah Operasi Empedu & Paru-Paru
Amankan Natal, Kepolisian Lampung Sukses Sita Senpi
Keyakinan Yang Bertentangan Dengan Iman
Libatkan Anak Membuat Resolusi Tahun 2013
Sumber : banyak sumber / jp.mamora