Mengapa Allah Berhenti Pada Hari Ketujuh ?

Kata Alkitab / 21 November 2012

Kalangan Sendiri

Mengapa Allah Berhenti Pada Hari Ketujuh ?

Budhi Marpaung Official Writer
29004

Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. (Kejadian 2:2)

Kita semua pasti setuju bahwa tidak ada yang serba kebetulan di seluruh alam semesta ini. Semua pasti ada maksud dan tujuannya. Begitu pun halnya dengan apa yang tertulis pada Kejadian 2:2 diatas.

Menurut Anda apakah Allah kelelahan setelah melakukan penciptaan selama enam hari lamanya ? Apakah dia bisa capek seperti kita manusia ? Jika Anda menjawab iya maka berarti gelar bahwa Dia adalah Allah Maha Besar dan Kuasa bohong belaka adanya. Kalau begitu pertanyaan selanjutnya, mengapakah Allah harus berhenti pada hari ketujuh?

Saya pribadi mempercayai bahwa Allah adalah Allah yang ingin memberikan contoh kepada manusia, ciptaan-Nya. Dia ingin menunjukkan bagaimana manusia harus hidup di dunia ini. Salah satu yang hendak ingin dikatakan melalui tindakan-Nya tersebut adalah manusia yakni kita harus memiliki hari untuk beristirahat.

Bagi Allah, istirahat adalah hal yang penting dan karenanya Dia pun mau setiap orang-orang di dunia khususnya umat-Nya menaruhkan hal ini sebagai prioritas utama dalam kehidupan mereka.

Tujuan Allah memerintahkan kita beristirahat, selain supaya kita dapat memulihkan kondisi kita seratus persen setelah lama melakukan rutinitas selama enam hari lamanya, yakni agar kita dapat benar-benar bersekutu dengan-Nya.

Mengapa kita perlu benar-benar bersekutu dengan-Nya ? Jawabannya karena disitulah kita bisa memperoleh kekuatan baru (fisik dan roh). Disitulah, kita mendapatkan ketenangan (jiwa) dan mengetahui hal-hal apa yang seharusnya kita lakukan di dunia ini. Semua yang kita butuhkan hanya bisa kita peroleh ketika kita bersama-Nya.

Oleh sebab itu, ketika orang-orang Farisi menanyakan Yesus mengapa murid-muridNya diperbolehkan mengambil gandum pada hari Sabat (hari Ketujuh), Yesus menjawab mereka bahwa Hari Sabat itu diadakan untuk manusia dan bukannya manusia untuk hari Sabat (baca [kitab]marku2:23-28[/kitab]). Saya meyakini Yesus berbuat itu bukan karena Dia ingin sok berkuasa, tetapi lebih kepada Dia ingin menunjukkan bahwa di dalam peristirahatan / Sabat, Allah menjawab apa yang dibutuhkan manusia.

Banyak dari Anda saat ini yang mungkin berkata, jika saya menghentikan usaha saya satu hari maka saya akan mengalami kerugian besar atau jika saya tidak bekerja satu minggu maka saya tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Namun, percayalah itu tidak benar. Hanya di dalam Allah, Anda memperoleh kesejahteraan, berkat-berkat luar biasa, dan bahkan semua hal yang baik.

Allah tidak pernah berdusta. Dia selalu memegang apa yang difirmankan-Nya. Jadi, mari berkomitmenlah untuk menjadikan hari ketujuh sebagai hari peristirahatan. Hari dimana pada hari itu Anda men-charge kembali keadaan fisik dan jiwa Anda serta memfokuskan diri kepada Allah dan apa yang menjadi kehendak-Nya.

Sumber : Jawaban.com / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami