Kejadian tawuran yang berakhir pada hilangnya nyawa seseorang membuat Indonesia terhenyak dan menyadari ada sebuah masalah besar yang dihadapi generasi muda saat ini. Seorang anak remaja berumur belasan tahun yang menjadi tumpuan harapan keluarganya, tanpa diduga tewas sepulang sekolah. Itulah tragedy yang menimbulkan trauma bagi keluarganya, teman-temannya, sang guru, bahkan masyarakat yang menyaksikannya di televisi.
Rasa trauma akibat suatu tragedi dapat membuat seseorang merasa kuatir, takut, bahkan hingga kegoncangan jiwa. Satu-satunya cara untuk memulihkan rasa trauma adalah memahami mengapa hal itu terjadi, menerima kenyataan dan membantu diri sendiri maupun orang-orang disekitarnya untuk sembuh.
Memahami
Rasa sedih yang mendalam dapat menghancurkan jiwa seseorang. Bukan hanya karena ia menjadi saksi mata, baik secara langsung ataupun melalui tayangan media atau bahkan hanya berdasarkan reka ulang dapat membuat seseorang trauma. Seringkali berbagai pertanyaan muncul di kepala mereka yang mengalami trauma tentang mengapa kejadian tersebut dapat terjadi. Untuk itu memahami motif kejadian sehingga dapat menerima fakta yang terjadi sangat penting untuk dapat mengalami kesembuhan secara psikologis.
Contohnya tawuran, tindakan kekerasan seperti ini bisa bersumber dari kondisi keluarga yang tidak harmonis, rasa marah yang tidak bisa diungkapkan, atau pencarian penghargaan yang selama ini tidak didapat. Fakta bahwa latar belakang pelaku yang buruk, dapat membuat kita memiliki empati.
Mengerti apa itu trauma
Kehidupan yang baik bermula dari pengetahuan yang baik. Untuk itu mengerti apa trauma akan membantu kita untuk mengatasinya. Trauma bukan hanya masalah psikologi, namun juga biologis dan kimiawi. Pribadi yang mengalmi trauma akan mengalami perasaan yang tidak menyenangkan, secara kognitif pun menunjukkan gerak tubuh yang tidak beraturan karena resah dan juga merasa lelah secara fisik. Beberapa kejadian trauma dapat membuat seseorang seperti membeku, namun ada juga yang merespon dengan berusaha sesibuk mungkin. Baik diam ataupun menjadi sibuk, hal itu adalah respon otomatis dari tubuh untuk menjaga kita agar tidak mengalami serangkaian reaksi kecemasan yang ekstrim atau hyperarusal.
Begitu masa traumatis lewat, bukan berarti trauma itu selesai. Yang terburuk adalah saat seseorang mengalami pengulangan pengalaman menyakitkan itu melalui kilas balik, mimpi atau pun menyaksikan kembali kejadian serupa. Hal tersebut akan membuat trauma itu semakin dalam yang dapat mengubah prilaku seseorang. Untuk itu akan lebih bijaksana jika dalam beberapa hari rasa trauma itu tidak juga hilang segera menghubungi dokter atau psikolog.
Tips mengatasi trauma
Tragedi dan pengalaman traumatis seringkali datang tak terduga, untuk itu penting bagi Anda dan juga mengajarkan kepada anak-anak Anda untuk mengatasinya.
Ingatlah bahwa masa-masa kelam itu tidak akan berlangsung selamanya. Kegelapan itu pasti akan menghilang kala terang mulai bersinar, demikian juga kehidupan, selalu masih ada pengharapan, terlebih mereka yang memiliki iman dan kepercayaan kepada Tuhan.
Baca juga artikel lainnya :
Cegah Virus Flu Dengan Vaksinasi
Kisah Nyata Anak yang Inginkan Kematian Ibu Kandungnya
Forum JC : Baksos dan Natal Forum JC di Panti Werdha Milenia
Restoration, Album Terbaru Adon yang Penuh Inspirasi
Sumber : Psychologytoday.com | Jawaban.com | Puji Astuti