Menghakimi Cerminan Dari Sikap Menolak Kasih Karunia

Kata Alkitab / 15 October 2012

Kalangan Sendiri

Menghakimi Cerminan Dari Sikap Menolak Kasih Karunia

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
16055

Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.

(Roma 2:1-8)

 

Pada saat kita menghakimi orang lain, kita sedang menghakimi diri kita sendiri. Itu artinya disaat kita sedang menghukum orang lain sesungguhnya kita sedang menunjukkan bahwa jiwa kita masih terbelenggu dengan dakwaan dan hukuman karena kesalahan demi kesalahan yang tidak kita akui dan bereskan di hadapan Tuhan dan sesama.

Dengan kata lain kita masih belum memahami kasih Tuhan dan pengorbanan-Nya sehingga kita tidak pernah mengakui, menerima dan mengalami pengampunan dari Tuhan Yesus. Tidaklah heran kita cenderung mencela, marah dan menghakimi orang yang kedapatan berbuat salah menurut ukuran kita.

Padahal jika kita mengakui dosa serta menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus kita hidup dalam pengampunan dan mampu untuk melihat orang lain serta dunia seperti Tuhan Yesus melihat.

Untuk menjelaskan hal ini Tuhan Yesus memberikan contoh atau ilustrasi yang sangat lucu di dalam [kitab]lukas6:42[/kitab]. Tuhan Yesus berkata, "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu?". Yesus mempertanyakan hal itu karena selumbar adalah benda yang sangat kecil.

Dengan bahasa sehari-hari Yesus memberitahu pada mereka, ”Kamu memang sangat jago atau sangat ahli kalau melihat selumbar di mata saudaramu tetapi kamu tidak jago dan tidak mampu melihat balok di matamu sendiri,"

Balok yang dibicarakan ini adalah balok yang biasa dipakai sebagai penyangga atap. Biasanya berasal dari batang utama sebuah pohon yang sisi-sisinya dipotong persegi dan dipasang sebagai tiang utama. Tuhan Yesus gemar memakai kata yang dilebih-lebihkan, sehingga perbedaan yang sangat menyolok itu akan membuat gambaran yang diberikan menjadi sangat jelas. Gambaran seperti itu sangat digemari oleh para kartunis karena sangat mengena dengan pelajaran yang sedang diberikan.

Menghakimi merupakan suatu kewenangan, kewenangan dari penguasa. Seorang hakim akan bertindak sebagai orang yang memiliki kewenangan atas warga sipil. Jika Anda berbuat salah, pemerintah akan memanggil Anda, atau menyeret Anda ke pengadilan, atau jika ada dua orang yang berselisih, mereka membawa persoalan tersebut kepada pihak yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi. Hakim merupakan perwujudan dari pihak yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi.

Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa sikap menghakimi merupakan sumber masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian bukan berarti sebagai orang Kristen kita tidak bisa menegur orang lain yang berbuat salah.

Ketika kita mendapati kesalahan orang atau ketika ada perbedaan antara kita dengan orang lain maka tidaklah salah jika kita bertanya, menegur, atau menasihati orang tersebut secara empat mata dengan cara yang bijak, dan dengan waktu serta kata-kata yang tepat, sehingga membuat orang tersebut sadar dan mau bertobat,

Sebaliknya jika kita menyudutkan orang tersebut dan langsung mencela serta menghakimi (bahkan mempermalukan) dia sebagai orang yang tidak benar maka  mustahil ia mau bertobat, justru sebaliknya akan melahirkan kebencian. Itulah sebabnya sebagai orang percaya jangan kita menghakimi orang lain.

Kita boleh saja menilai orang lain dalam rangka belajar atas apa yang orang lain tersebut lakukan - mengambil inspirasi bila itu baik, dan menjauhi bila itu keliru -, tapi tidak seharusnya penilaian itu berkembang menjadi sebuah sikap menghakimi. Bahwa si A pasti salah, bahwa si B pastilah yang menjadi dalangnya.

Kita boleh saja "menilai" bahwa orang lain salah atas dasar kebenaran yang saat ini kita pegang. Tapi akan sungguh naif kalau kita sampai "menghakimi" orang lain, karena hal itu pastilah didasari pada paradigma yang menganggap bahwa diri kita yang paling benar

Tahukah saudara bahwa hanya Roh Kudus satu-satunya pribadi yang dapat menunjukkan apa yang salah sehingga seseorang bisa insaf dan bertobat.

Sumber : cahayapengarapan.org / meitymamahitministry / jp.mamora - jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami