Terkejut karena melihat sebuah perampokan, Albert segera berlari untuk menghentikan kejadian itu. Para perampok segera berlari dan meninggalkan korbannya yang telah tergeletak berlumuran darah dengan pisau sang perampok disebelahnya. Sadar akan kritisnya kondisi korban itu, Albert segera menekan perut sang korban yang tertusuk untuk menghentikan aliran darah, seraya berteriak minta tolong.
Warga yang berdatangan datang justru segera menyeret Albert dan menghujaninya dengan pukulan. Dirinya dituduh merampok dan menusuk korban yang juga warga setempat. Albert pun diselamatkan oleh polisi yang segera mengamankannya dari amukan warga. Waktu begitu cepat terjadi, Albert ditahan dan akan segera diadili. Warga setempat menginginkan kematiannya.
Atas desakan warga, Albert dikeluarkan dari pekerjaannya. Bahkan kepala polisi pun mengikuti kemauan warga untuk tetap menahannya. Albert pun terguncang jiwanya akan fitnah dan tuduhan tersebut. Namun seorang pengacara muda yang disewa untuk membelanya hanya tersenyum dan berkata bahwa dirinya tidak perlu khawatir, sebab penghakiman yang sesungguhnya akan terjadi didalam pengadilan. Dan buka warga setempat yang akan memutuskan vonisnya.
Pengadilan pun digelar. Semua saksi hingga korban yang ternyata selamat dari kejadian itu dihadirkan. Dari seluruh keterangan yang didapat, Hakim memutuskan untuk membebaskan Albert karena dirinya tidak bersalah dan merupakan korban salah tangkap. Seluruh warga tercengang atas fakta tersebut. Satu demi satu warga terdiam dan meninggalkan pengadilan.
Banyak dari mereka tersadar bahwa keyakinan mereka bahwa Albert adalah sang pelaku adalah salah. Mereka pun mencari seorang warga yang dianggap sebagai provokator untuk meringkus Albert pada saat kejadian. Setelah ditemukan, seorang warga itupun dihadapkan pada pengadilan. Ternyata warga itulah yang menjadi perampok dan pelaku penusukan. Untuk menghilangkan jejak dirinya memprovokasi warga untuk menangkap Albert, orang yang tak lain menghentikan perampokannya.
Banyak dari kita sering terpancing untuk menghakimi orang lain secara langsung dan tanpa melihat situasi yang jelas. Menghakimi sesama secara buta justru akan menyesatkan dan mengarahkan hidup kita menuju dosa.