Ada kebenaran yang menuntun pada kemurahan dan kemerdekaan. Ingat, kita mendefinisikan kesejahteraan sebagai sesuatu yang kekal dan bernilai abadi. Jenis kemakmuran yang dilepaskan oleh anugerah Allah merupakan kesejahteraan dimana tujuan kekal Allah diwujudkan. Anugerah adalah sumber daya takhta Surga yang dilepaskan untuk kepentingan kita guna menyempurnakan hati dak kehendak Allah di bumi. Anugerah tidak dilepaskan oleh ketaatan yang adalah hasil dari memercayai Allah.
Kemiskinan adalah ketiadaan sumber daya untuk memperoleh apa yang kita butuhkan untuk menyempurnakan maksud Allah dalam hidup kita. kemiskinan dimaksudkan untuk menahan kita tetap tidak berdaya dan tanpa harapan.
Ada banyak jenis kemiskinan yang menyerang setiap kelas manusia, bukan hanya mereka yang tidak mempunyai uang. Ada kemiskinan rohani, sebuah kemiskinan sumber daya yang menghentikan kita, mati di jalan saat Allah memanggil. Mungkin kita menerima beban dari Tuhan untuk mencapai yang terhilang atau memulai sebuah bisnis yang berpusat pada Kristus. Tetapi, kita melihat rekening bank dan sadar bahwa kita tidak mempunyai dana untuk memulainya, kita hanya duduk takluk dan berhenti bergerak. Dan, hati dan visi Allah bagi kehidupan kita tidak pernah terlihat di bumi.
Begitu banyak pengurus gereja menganut jenis pemahaman yang terbatas ini. Ketika Allah memanggil mereka untuk sebuah kesempatan yang besar, mereka mengandalkan hikmat manusiawi dan mempertimbangkan keuangan yang tersedia, kemudian berkata bahwa panggilan Allah ini “tidak mungkin”. Tidak heran bila ada milyaran orang belum percaya kepada Kristus! Bodoh bila kita memakai sistem dunia dari hikmat manusia untuk melakukan bisnis bagi Allah. Alasannya, dunia ini hidup atas dasar semangat kemiskinan. Mungkin cara lain untuk mengungkapkannya adalah, mereka hidup dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang Allah lihat. Dari apa yang mereka miliki di bank, bukan dari apa yang Allah miliki di bank.
Sebuah mentalitas kemiskinan mendikte gereja apa yang boleh atau tidak boleh mereka lakukan. Itu bukanlah cara Allah. Bukan sama sekali! Allah pemilik segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung (Mazmur 50:10), dan kita masih saja tidak yakin akan memperoleh sebuah hamburger.
Tiap orang percaya dapat terperangkap dalam pemikiran buruk yang sama. Tuhan mungkin memanggil Anda ke ladang misi atau sebuah perjalanan misi yang singkat tetapi Anda dapat berkata, “Saya tidak mampu ikut sebuah perjalanan misi.” Dalam kasus ini, Anda melayani ilah zaman ini. Dalam hal pemberian, Anda yakin tidak mampu memberi persepuluhan karena Anda tidak dapat melihat uang di buku cek. Dan lagi, Anda dikontrol ilah zaman ini yang telah membutakan Anda.
Inilah berita yang masih belum menyentuh hati kita: “Aku telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33)! Tuhan Yesus tidak hanya mengerti prinsip anugerah disalurkan melalui percaya dan ketaatan. Ia melakukannya. Bacalah apa yang Paulus katakan kepada jemaat di Korintus pada II Korintus 8:9-12.
Yesus rela meninggalkan takhtaNya untuk menyalurkan anugerah yang dibutuhkan untuk memperoleh dunia kembali. Ia menyisihkan Surga dengan kuasa dan otoritas TakhtaNya dan berkenan merendahkan diri menjadi manusia. “(Ia) mengosongkan diriNya sendiri” – “mengambil rupa seorang hamba” (Filipi 2:7) dengan tujuan menyalurkan anugerah sehingga kita tidak lagi miskin.
Dan lagi, anugerah adalah sumber daya takhta Surga yang disalurkan demi kepentingan kita untuk menyempurnakan hati dan kehendak Allah. Kita tidak memiliki alat lain untuk menyempurnakan hati dan kehendak Allah. Kita tidak memiliki alat lain untuk menyempurnakan baik keselamatan kita atau penebusan umat manusia. Ketika Kristus mengambil rupa hamba, ada pencurahan anugerah di bumi sehingga melalui kesmiskinanNya kita boleh menjadi kaya. Kita tidak berbicara mengenai uang, tetapi kekayaan. Ia mengambil rupa hamba untuk memberikan kita sebuah harta yang kekal.
Yesus meninggalkan takhta Surga untuk berdiri di anak tangga paling bawah dalam kemiskinan. Yesus tidak lahir dalam sebuah palungan karena Ia miskin, tetapi agar ia dapat menyentuh semua hal dan kita dapat menjadi kaya dalam iman kepada Allah. Kemiskinan yang mengancam kita adalah sebuah kemiskinan dalam pikiran – sebuah kemiskinan iman dan ketaatan. Yesus dengan jelas mengatakan, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Sebelum kata-kata ini, Yesus mengatakan bahwa pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan apa yang Allah maksudkan bagi kita.
Si musuh menggunakan kemiskinan dan pengertian manusiawi kita untuk membuat kita tergelincir dari jalan menuju tujuan Allah. Kristus datang agar kita tidak lagi berjalan di dalam ketakberdayaan tunduk pada kebohongan si musuh atau pikiran manusia. Paulus mengatakan bahwa ketika kita membutuhkan Yesus, ketika kita tidak dapat bangkit dari tempat tidur, Ia datang dan menarik kita untuk berdiri di atas kaki kita kembali (Roma 5:6, 8). Ia mati sehingga Ia dapat memenuhi segala hal antara Surga dan Bumi termasuk semua sumber daya yang kita butuhkan untuk mendirikan KerajaanNya di bumi. Ialah sumber kita dan harapan kita.
Mitra CBN, bagaimana mental kita mempercayai Tuhan? Apakah sudah sepenuh hati atau masih dengan setengah hati? Dia sanggup menggantikan apa yang Anda taburkan bagi kemuliaanNya. Tetaplah percaya dan tetaplah memberi, maka Dia akan menunjukkan kasihNya kepada Anda! Tuhan Memberkati Kita.