Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (Kejadian 1:26)
Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan suatu tujuan dan setiap ciptaan-Nya dilengkapi dengan potensi atau kemampuan untuk memenuhi tujuan tersebut. Seluruh alam bersaksi akan kebesaran-Nya ini, seperti terbukti dari fakta bahwa biji-biji akan selalu membawa benih pohonnya sendiri dalam dirinya yang sudah ditakdirkan untuk menghasilkan.
Dalam setiap burung ada kawanan burung, dalam setiap sapi ada kawanan sapi, dalam setiap ikan ada kawanan ikan , dalam setiap serigala ada kawanan serigala. Segala sesuatu berisi potensi untuk menjadi dirinya yang seutuhnya sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Tetapi pelepasan dan pemaksimalan potensi tersebut tergantung pada lingkungan yang sesuai perkembangan dan pelepasannya. Sebagai contoh, walaupun sebutir benih berpotensi untuk berproduksi menjadi sebatang pohon dan kemudian menghasilkan buah banyak, potensi besar ini dapat diperkecil, dikendalikan, atau bahkan dihentikan oleh kondisi lingkungan yang tidak layak.
Jika benih tersebut ditempatkan dalam sebuah gerabah dari tanah liat atau batu, atau dalam unsur-unsur yang terpolusi atau beracun, potensinya yang besar menjadi tidak berguna dan tidak akan pernah sepenuhnya dimaksimalkan.
Pembatasan potensi ini tidak hanya merampok hak untuk memenuhi potensi nyata dari benih itu, namun juga merampok makanan burung-burung dan dahan pohon untuk sarang mereka, dan menjadi hambatan bagi manusia dalam mendapatkan kayu untuk membangun rumah, buah-buahan untuk dijadikan makanan, dan bahan bakar untuk perapian dan memasak.
Pada intinya, kehilangan potensi seperti ini, yang disebabkan tidak layaknya lingkungan, akan mengganggu sistem ekologi secara keseluruhan. Benih itu gagal untuk menghasilkan sebatang pohon, yang mencegah produksi oksigennya untuk memberikan kehidupan kepada manusia, yang kemudian tidak mampu memenuhi kehendak dan tujuan Tuhan dalam dunia ini.
Karena itu, apa pun usaha untuk membatasi, perlakuan kejam, penyalahgunaan, tekanan atau penindasan potensi dari segala sesuatu yang hidup, mempunyai pengaruh langsung pada tujuan dan kehendak Tuhan.
Bila melihat fakta, banyak dari antara umat manusia yang tidak pernah menemukan ataupun memanfaatkan potensi dahsyat yang ada dalam diri mereka. Kondisi tragis ini tak lain adalah hasil dari menyerahnya manusia pada kehidupan yang diatur oleh perbuatannya sendiri. Ketidakpedulian merupakan sumber terbesar dari tragedi ini.
Dalam kitab Perjanjian Lama, Nabi Hosea mengenali ketidakpedulian sebagai sumber utama perusakan diri pribadi, masyarakat, dan nasional. Saat menyebarkan penjelasan Tuhan tentang moral dan kebusukan masyarakat diantara bangsa-bangsa, ia menulis, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah” (Hosea 4:6a). Implikasinya adalah bahwa kehancuran di banyak bidang kehidupan kita, baik pribadi maupun nasional, berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.
Kenyataan ini sangat tepat dalam hubungannya dengan memaksimalkan potensi dalam diri kita. Ketidakpedulian seluruh umat manusia tentang nilai, penghargaan, dan besarnya potensi manusia menyebabkan tekanan yang dahsyat bagi harta karun kita yang paling berharga.
Oleh sebab itu, kita perlu mengenali siapakah diri kita – manusia dan untuk mendapatkan jawaban ini kita tidak dapat menemukannya di perpustakaan besar yang ada di lembaga-lembaga pendidikan kita atau pada jurnal-jurnal penelitian ilmiah kita. Anda dan saya hanya dapat menemukannya di dalam Alkitab.
Kitab Kejadian, awalnya menyatakan dengan jelas bahwa Tuhan menciptakan manusia untuk berkuasa atas dunia:
Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa (memiliki dominion) atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (Kejadian 1:26)
Harap diperhatikan : Tuhan menciptakan semua manusia untuk berkuasa atas dunia, bukan sesama manusia. Karena itu, setiap manusia memiliki kemampuan dan potensi untuk berkuasa, mengatur, memerintah, dan mengelola dunia.
Kita semua diciptakan untuk melayani Tuhan sebagai rekan dalam mendominasi ciptaan-Nya, yang bertujuan untuk memanifestasikan sifat alami Tuhan dan Kerajaan Surga di bumi seperti di surga.
Yesus Kristus datang ke dunia untuk alasan ini : untuk memulihkan kita kembali ke Sang Pencipta/Allah Bapa melalui karya penebusan-Nya, sehingga kita dapat menemukan kembali tempat kita yang tepat dalam kehendak-Nya bagi penciptaan-Nya – bukan untuk menciptakan suatu agama. Karena itu, sangat mendesak bagi kita untuk generasi saat ini mengkomitmenkan diri sendiri, sumber daya kita, dan energi kita untuk menghancurkan ketidakpedulian dan kesalahan yang menyelimuti kebenaran yang berhubungan dengan umat manusia, mahkota ciptaan Tuhan.
Anda sangat berharga dan diperlukan dalam takdir ras manusia, sehingga Tuhan memilih turun ke bumi untuk menebus Anda menuju tujuan dan potensi sejati Anda. Untuk apa dan menjadi apa Anda dilahirkan menyebabkan Yesus Kristus datang untuk memberikan hidup-Nya bagi pendamaian Anda. Dunia memerlukan potensi Anda.
Baca juga :
Tips Menjaga Waktu Berkualitas Dengan Pasangan di Saat Euro 2012
HKBP Filadelfia Turuti Permintaan Bupati Bekasi