Ketika saya masih kecil, tetangga memberiku seekor bayi rajawali. Setelah burung gagak itu cukup lama tumbuh bersama saya, saya memutuskan bahwa dia perlu belajar terbang.
Aku menaiki tangga ke atas atap rumah kami sambil membawa roket, (nama rajawali saya) dan sengaja menjatuhkannya ke bawah. Dia jatuh, lalu mengepakkan sayapnya dan mendarat dengan aman. Aku mengulangi proses itu enam atau tujuh kali sampai akhirnya, bukannya mendarat, kini Rocket bisa terbang ke pohon. Dia sekarang tahu bagaimana caranya untuk terbang!
Hal yang sama juga terjadi pada rajawali muda yang hidup di pegunungan. Ketika tiba waktunya, ibu rajawali merusak sarangnya dan membiarkan anaknya terjatuh. Namun, sebelum anaknya mendarat di tanah, ibunya akan menangkapnya untuk menyelamatkan anaknya itu. Proses ini dilakukan terus sampai anak rajawali itu bisa terbang. Karena sarangnya telah dihancurkan, rajawali muda dipaksa untuk memulai kehidupan mereka sendiri.
Pernahkah Anda merasa dalam kehidupan suatu perasaan aman dalam zona nyaman Anda, namun tiba-tiba zona nyaman itu dihancurkan? Terkadang Tuhan seperti induk rajawali, Ia sengaja merusak “ketentraman” kita agar kita keluar dari dari zona nyaman. Hal ini tidak selalu menyenangkan, tapi kemudian kita ingin belajar bagaimana untuk terbang bukan?
Sebenarnya rajawali tidak terbang, tapi mereka menggunakan kekuatan arus angin untuk membuat mereka melambung tinggi di angkasa. Anda pun dapat melambung tinggi dengan bantuan Roh Kudus.
“Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 41:31).
Sumber : inspirationalstory