Kematian I Made Purnabawa (28) bersama dengan istri Ni Luh Ayu Sri Mahayoni (27) dan putri semata wayang mereka Ni Wayan Krisna Ayu Dewi (9) mendatangkan duka yang mendalam bagi keluarganya. Mereka meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan keji itu.
Made Wena, salah seorang kerabat, sebagaimana dilansir detik.com mengatakan, “Kami minta diusut. Nyawa harus dibayar nyawa. Kami tidak menduga kalau berakhir seperti ini. Sejak awal kami curiga, saat ditemukan darah banyak sekali di rumah korban,” ungkapnya.
Meskipun sedih karena Purnabawa bersama anak dan istrinya tewas secara mengenaskan, pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada kepolisian dan warga yang telah menemukan jasad keluarganya.
“Terima kasih telah ditemukan. Kami sebelumnya sudah berhari-hari menyisir kawasan hutan di wilayah kami tapi tidak ketemu juga,” ungkap Weda saat berada di kamar mayat RSUD Sanglah, Denpasar, Selasa (21/2). Para korban sendiri ditemukan di semak-semak kawasan Yehembang, Mendoyo, Jembrana, Bali pada Senin (20/2) setelah sepekan dinyatakan hilang. Jarak antara rumah korban dan lokasi penemuan mayat berjarak sekitar 150 km.
Pelaku yang diduga adalah sopir keluarga korban, HR, telah ditangkap di rumahnya di Desa Juglangan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Selasa (21/2), sekitar pukul 14.00 WIB. HR telah dibawa ke Probolinggo untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh kepolisian Denpasar.
Ditinggal mati oleh keluarga terlebih lagi dengan cara keji memang akan menimbulkan dendam dengan mudahnya. Namun dendam dan sakit hati sejatinya hanya akan memenjarakan seseorang di dalam kepahitan yang pada akhirnya merusak jiwanya sendiri. Tak ada yang dapat membayangkan bagaimana cara mengampuni pelaku yang telah membunuh dengan sangat kejam. Namun Tuhan menawarkan kekuatan bagi mereka yang rela untuk mengampuni. Karena pengampunan pada hakekatnya akan memulihkan hidup kita dan membebaskan kita dari rasa benci yang mematikan.
Sumber : Berbagai Sumber